(By : Adharta Ongkosaputra Ketum KRIS, di sosialisasikan Ringo, Kabiro Liputan Nusantara DKI Jakarta.( part 1)
Jakarta, Mei, Liputan Nusantara(LN),Siapa yang tidak kenal dengan Danau Kelimutu, yang memiliki 3 warna,(Merah ,Biru dan Hijau). Demikian sejarahnya: Sejarah Danau Kelimutu mulai dikisahkan ketika danau ini ditemukan oleh Van Such Telen pada tahun 1915. Danau ini semakin terkenal setelah dilukiskan oleh Y. Bouman pada tahun 1929.
Dikutip dari buku Kompeten Berbahasa Indonesia, Danau Kelimutu berada di Pulau fggvhbjn m mnnnnbnhhhb Flores, Nusa Tenggara Timur(NTT) dan terletak 66 km dari Kabupaten Ende. Danau ini sebenarnya adalah kawah Gunung berapi Kelimutu. Danau Kelimutu dipercaya oleh penduduk setempat sebagai gunung keramat dari Tuhan. Masyarakat percaya nama Kelimutu berasal dari gabungan kata ‘keli’ yang mempunyai arti gunung dan ‘mutu’ dengan arti mendidih. Jadi, dapat diartikan bahwa Kelimutu adalah gunung mendidih dengan perbedaan warna air.
Rute perjalanan Menuju Danau Kelimutu
Danau Kelimutu juga memiliki tiga danau kawah yang mempunyai nama berbeda, antara lain:
*Tiwu Nuwa Muri Koo Fai: tempat berkumpul jiwa muda yang sudah meninggal.
*Tiwu Ata Polo: Tempat berkumpul jiwa orang meninggal yang selama hidup melakukan kejahatan.
*Tiwu Ata Mbupu: Tempat berkumpul jiwa orang tua yang sudah meninggal.
Menurut legenda, di puncak Gunung Kelimutu yang mempunyai nama Bhua Ria merupakan tempat tinggal Konde Ratu dan rakyatnya. Dari banyaknya rakyat tersebut, terdapat dua orang yang menonjol. yaitu Ata Bupu dan Ata Polo. Awalnya, Bhua Ria memiliki kehidupan yang damai dan tenang. Hingga sepasang Ana Kalo (yatim piatu) mendatangi Ata Bupu untuk meminta perlindungan karena orang tuanya sudah tiada.
Ata Bupu setuju dan memberi syarat bahwa mereka tidak boleh pergi dari ladang Ata Bupu agar tidak dimangsa Ata Polo. Rasa cemas Ata Bupu terbukti saat Ata Polo mencium bau mangsa dari Ana Kalo. Ata Bupu pun memohon kepada Ata Polo untuk menunggu mereka dewasa untuk memangsanya. Namun, ketika dewasa, Ata Bupu berusaha sekuat tenaga agar Ata Polo tidak memangsa Ana Kalo Ata Bupu sadar ia tidak mampu mengalahkan Ata Polo. Maka, ia kabur ke arah perut bumi.
Di satu sisi, Ata Polo sangat menggila dan saat mengejar Ana Kalo, ia ditelan bumi. Sementara, para remaja tewas akibat gempa dan terkubur hidup-hidup.
Tempat Ata Bupu kabur ke arah perut bumi mengeluarkan air biru dan diberi nama Tiwu Ata Bupu. Tak hanya itu, tempat tewas Ata Polo turut mengeluarkan air yang berwarna merah darah serta diberi nama Tiwu Ata Polo.
Sedangkan, gua persembunyian Ana Kalo mengeluarkan air hijau tenang dan diberi nama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai. Itu dia sekilas pembahasan mengenai legenda dan sejarah danau Kelimutu.
Dalam tulisan ini Adharta Ongkosaputra,Ketua umum KRIS mengisahkan perjalanannya ke sana : Sungguh sebuah keajaiban Dunia yang luar biasa Indah nya kata Adharta,
Begitu karya Tuhan yang ingin menunjukkan kebesaran kuasa-Nya sekaligus membuat hati umatnya terkagum-kagum dan penuh suka cita. Pemandangan yang disajikan Tuhan kepada kami rombongan KRIS benar benar sungguh ajaib tak terbayangkan kami bisa sampai Di negeri Awan atau di kenal The Hidden Paradise. Walaupun hanya sejenak menikmatinya bisa mendapat gambaran dalam imajinasi Makna 3 Warna Danau melambangkan Kebaikan , Kejahatan, Kepemudaan dan Para arwah dipercaya menjadi penghuni Gunung Kelimutu. Perjalanan 2 jam dari Ende sambung Adharta, setelah mendarat dengan pesawat Wings dari Kupang kami langsung menuju kesana Tidak lupa mampir dan Menikmati makan siang di restoran “Good Moni” namanya
Pemandangan disini sangat indah sekali Siang hari, kami kembali ke Ende Menikmati wisata di kota Ende Mengunjungi Rumah tempat pembuangan Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno atau lebih akra disebut Bung Karno. Ada sebuah taman dimana beliau sering Merenung bahkan menulis termasuk konsep dasar Pancasila. Kami menginap istirahat di Hotel Grand Wisata di hotel ini pula bapak Presiden Jokowi menginap.
Bapak Dionisius dan Ibu pemilik Hotel Menyambut kami dengan ramah sekali. Kami Menikmati makan malam di restoran Pari Koro sebuah restoran heritage dengan menu Ikan Bakar dan Sop Iga yang samgat terkenal di Ende.Tentu saja tidak lupa mampir berbelanja oleh-oleh seperti :Kain tenun Ende, Ukir ukiran Dan buah tangan lainnya. Minggu 11 Mei 2024, lanjutnya Adharta lagi, pagi pagi Kami menuju Kota Bajawa Kabupaten Ngada Di Mataloko lanjutnya lagi, tepatnya kami menginap di Kemah Tabor. Siang hari kami mampir makan di restoran Manulalu Sebuah restoran dengan dihiasi pemandangan sangat indah The real Hidden Paradise Kita dibawa seperti berada dalam surga saat memandang pemandangan nya sangat indah. Sungguh sulit dilukiskan dengan kata – kata.
Kemah Tabor Memiliki kisah yang sangat indah.
Dua tahun lalu Killcovid-19 Memulai Program Vaksinasi NTT dari lokasi ini Pastor Patris SVD
Menyambut kami bahkan turut mengantar jalan jalan ke Kampung Bena Pusat Budaya Bajawa
Rumah adat dan cendera mata. Malam hari kami menikmati makan malam khas Wisma Tabor
Ada Jagung Bose ,Pisang Goreng, Singkong Goreng. Hah ada brenebon. Setelah makan kami memperingati HUT bapak Didik Susetyo dan Imamat Pastor Yance Mangkey MSC ke 40. Sebelumnya kami sempat merayakan Misa konselebrsi Pastor Patris SVD dan Pastor Yance Mangkey MSC.
KRIS akan melakukan kegiatan Pembagian 200 Kacamata yang diserahkan kepada Pastor Patris SVD yang akan di bagikan kepada umat atau warga sekitar Wisma Tabor sekitar 200 orang. Kaca mata hasil sumbangan Yayasan Lions Indonesia dan Ibu Monica Lucky
Udara Mataloko sejuk dan dingin. Malam hari 10 derajat Celsius Lumayan dingin untuk kondisi Indonesia yang sebagian besar Panas sekali. Acara dilanjutkan dengan permainan sampai larut malam
Keesokan kami akan melakukan perjalanan menuju ke Labuan bajo. Bersambung.(Ring-o )