Jakarta
Natal dan Cerita di Tengah Hujan dan Badai
Perbesar
Adharta Ongkosaputra Ketua Umum KRIS.
Oleh Adharta Ongkosaputra, ketum KRIS Cerpen no.33 26 Desember 2025
Jakarta, Desember,Liputan Nusantara (LN),Natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati Setiap tahun oleh umat Tangal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus,
Dalam Cerita Pendek (cerpen) nomor 033 dari Adharta Ongko saputra Ketua umum KRIS ,mengisahkan Natal tahun ini datang dengan cerita yang tak akan mudah kami lupakan.kata Adharta,memulai cerritranya.


Anak-anak saya kata dia bersepakat membuat acara Natal sederhana di rumah. Kami memilih potluck setiap orang membawa hidangan, bukan sekadar makanan, tetapi juga kasih dan kebersamaan. (potluck adalah cara makan bersama dimana Setiap peserta diharapkan membawa makanan, minuman yang mereka siapkan ).
Menjelang sore,kata Adharta, rencana kecil pun dibuat: membeli kado Natal untuk anak-anak mantu dan cucu-cucu tercinta. Mall Central Park dipilih,lokasi yang dikunjungi,karena jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari rumah. Biasanya, perjalanan singkat itu hanya memakan waktu lima belas menit.

Ringo (pake Topi ) beserta keluarga.

Ringo bersama, mantan pacar. di Central Park
Namun kata dia, malam itu berbeda. Langit runtuh oleh hujan deras, seakan menumpahkan seluruh isinya. Jalanan lumpuh. Perjalanan yang biasanya ringan berubah menjadi perjuangan selama dua setengah jam. Lampu rem memerah di mana-mana, klakson bersahut sahutan, dan jarum jam terus bergerak tanpa belas kasihan.
Waktu menunjukkan pukul 19.30, padahal acara seharusnya dimulai pukul 18.00. Belanja kado pun dilakukan terburu-buru. Keluar dari area parkir Central Park justru lebih menyiksa
dua jam hanya untuk bergerak beberapa meter. Dalam kepenatan itu, kami mencoba tetap sabar. Natal, bukankah memang tentang menunggu?
Besan saya dan Ola akhirnya turun lebih dulu, mencoba memanggil Gojek motor. Antrean panjang, lebih dari tiga puluh meter. Hujan mulai agak mereda juga Tiba-tiba, seorang gadis dengan sepeda motor menghampiri. Dikira ojek, ternyata bukan, Ia menawarkan tumpangan. Karena mengira itu Gojek, besan saya langsung menaikkan Ola cucu saya yang paling kecil, dan beliau duduk di belakang.
Mereka diantar sampai depan rumah. Saat hendak dibayar, gadis itu tersenyum dan berkata pelan,
“Saya bukan Gojek, ibu tadi Kebetulan lewat saja. Dan lihat Ibu dan asi kecil Ola saya jadi iba dan niat tulus untuk antar larena kalau tunggu belum tentu 1 jam bisa dapat gojek”. Kami semua tertegun.
Jika ini bukan malaikat, lalu harus disebut apa? Masih ada ditemukan orang berhati malaikat, untuk menolong pikirnya.
Di dunia yang sering terasa keras dan terburu-buru, masih ada kebaikan yang datang tanpa nama dan tanpa pamrih. Seperti palungan di Betlehem saat semua penginapan penuh, kasih Tuhan menemukan tempatnya di kandang sederhana. Tanpa kandang itu, bayangkan Sang Bayi harus lahir di tengah jalan, kedinginan, sendirian.Malam terus berjalan. Senly dan Elle cucu saya nomor 3 terpaksa turun dari mobil, berjalan kaki hingga Apartemen Grand Tropik samping Ciputra Mall sebelum akhirnya mendapatkan taksi.
Berbeda dengan penulis artikel ini (Ringo), Dalam waktu bersamaan, Jumat, 26 Desember, diajak anak saya Lartri dan Istri saya bersama cucu saya Yohana yang duduk dikelas dua SMA Negri 07 Bekasi, saya sendiri tidak tau dimana CP (Citra Park-red), dari rumah naik Grab ke Pinang ranti dari Pinang rani naik Bus way menuju Citra Park, untuk menyaksikan pohon natal raksasa dan lampu-lampu berwarna yang dikunjungi ribuan orang,.Kamipun berfose di pohon natal raksasa tersebu, sembari duduk-duduk menyaksikan keramaian manusia yang lalu lalang disana. Untungnya, kami tidak kena hujan,karena cuaca cerah, Kira – kira dua jam lebih, sambil rekreasi, kami pulang,
Selanjutnya kisah perjalanan keluaga pak Adharta, Dea menantu saya menemani Pandu, baru bisa keluar dari Central Park pukul 21.00. Letih, kesel , dan lapar
namun tidak kehilangan harapan. Walau larut, acara tetap berlangsung. Tukar kado dilakukan dengan tawa yang tulus. Makan malam dihadiri Pak Lendy, Pak Dwi, pak Bobby, dan Fandy (bukan Kawanua), dan Ibu Monik. Ibu Betsy. Di tengah keterlambatan dan kekacauan, rumah justru terasa penuh. Bukan oleh kesempurnaan, melainkan oleh cinta Kasih bersamw
Natal tahun ini mengajarkan kami: menyambut kelahiran Yesus tidak selalu dalam keadaan ideal.ujar Adharta, Ada kekurangan, kelemahan, kesulitan, dan macet yang panjang. Namun kami percaya, seperti hujan yang akhirnya reda, semua akan berlalu dengan baik. Besok pagi, saya dan istri, bersama Pak Budi Hidayat dan Ibu Hian, akan berangkat ke Yogyakarta diantar Pak Zeno ke Stasiun Gambir. Kereta Taksaka Luxurious pukul 08.50 akan membawa kami menghadiri perayaan 55 tahun Wedding Anniversary Bapak Wintaka dan Ibu Aryati di Hotel Marriott Yogyakarta, 27 Desember 2025 malam. Natal ini mungkin basah dan melelahkan,
tetapi di dalamnya ada senyum, tawa, dan kebaikan kecil yang membuat iman tetap hangat
Selamat Natal Damai sejahtera dan penuh Suka Cita buat semua sahabat.(Ring-o)
Adharta Ongkosaputra.
Baca Lainnya
Trending di Jakarta