Home / advertorial

Sabtu, 4 Mei 2024 - 09:42 WIB

Hari Pendidikan  Nasional 2 Mei

(Oleh  Drs.M.Siringoringo,M.Pd )

Kabiro Liputan Nusantara  DKI Jakarta & Koordinator Pendidikan  DPP AKRINDO)

Jakarta, Liputan Nusantara, Masyarakat Indonesia selalu memperingati 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahun 2024 ini, peringatan Hari Pendidikan Nasional bertepatan dengan hari Kamis. Hardiknas biasanya diperingati dengan berbagai kegiatan. Mulai dari upacara bendera hingga kegiatan lomba di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.

Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah Hari Pendidikan Nasional? Nah, berikut ini penjelasan selengkapnya lengkap dengan tema dan tujuan peringatan Hardiknas.

 

Mengutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pemerintah menetapkan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional pada 16 Desember 1959. Tanggal tersebut dipilih karena merupakan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional di Indonesia.

Sayangnya, Ki Hadjar Dewantara tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di STOVIA karena sakit. Gagal menjadi dokter, ia akhirnya memutuskan untuk menjadi wartawan di beberapa media surat kabar seperti: De Express, Utusan Hindia, dan Kaum muda.

Kebetulan penulis, mengambil judul  Tesis “ Peranan Kihajar Dewantara dan Perkembangan Taman Siswa di Indonesia ”  dalam menempuh Pasca Sarjana di UNINDRA.hingga selesai 2014.

Pada masa kolonial, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai sosok yang pemberani dalam menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Terutama kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

menyelesaikan pendidikan dasarnya di Eropeesche Legere SchooL (ELS), Ki Hadjar Dewantara melanjutkan pendidikannya ke STOVIA, sebuah sekolah kedokteran pada masa Hindia Belanda.

Sayangnya, Ki Hadjar Dewantara tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di STOVIA karena sakit. Gagal menjadi dokter, ia akhirnya memutuskan untuk menjadi wartawan di beberapa media surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum muda.

Pada masa kolonial, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai sosok yang pemberani dalam menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Terutama kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan

Kritikan dan perlawanan Ki Hadjar ini membuatnya diasingkan bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo ke Belanda. Ki Hadjar dan dua temannya ini kerap disebut sebagai “Tiga Serangkai.”

Biografi menurut Sartono  Kartodirdjo  1992:76) merupakan model penulisan  sejarah yang menuntut kemahiran  memakai bahasa dan Retorik tertentu. Selain itu  biografi menurut  Sartono  merupakan alat yang baik dalam membangkitkan  inspirasi  bagi para pembacanya. Jadi jika dipandang dari sudut  ini, biografi memiliki fungsi pentimg dalam pendidikan .

Pengerian Biografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), riwayat hidup  yang ditulis orang lain.

Aliran Filsafat dan pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara,menganut definisi pendidikan,apabila dilihat dari sudut  aliran filsafat pendidikan  evolusionistis yang lebih menekankan tangga-tang.ga psikologis perkembangan manusia. Pendidikan adalah kegiatan atau proses dengan mana individual dibina  agar loyal dan setia  tanpa sarat dan penyesuaian  membuka pada kelompok atau lembaga social.

Nama Hajar Dewantara  sendiri memilki  makna sebagai  guru yang mengajarkan ,kebaikan,keluhuran keutamaan. Pendidik atau Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan  dibidang keagamaan dan  keimanan sekaligus masalah-masalah  sosial kemasyarakatan.

Ki Hajar Dewantara terlahir berasal dari  lingkungan keluarga keraton  Jogyakarta,Raden Mas Soewardi Soeryaningrat saat genap berusia 40 tahun  menurut hitungan tahun Caka berganti nama menjadi  Ki Hajar Dewantara.Sejak itu Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanannya.

 

Setelah masa pengasingannya selesai dan kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara mendirikan lembaga Pendidikan Taman Siswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Karena kepeduliannya terhadap pendidikan, setelah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi Menteri Pendidikan.

Baca Juga  Ketua Umum Kris Beserta Staf

Dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara mempraktekkan sebuah semboyan,yang disebut  “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan.” Hingga saat ini, semboyan tersebut menjadi slogan pendidikan di Indonesia.

 

Atas jasa-jasanya dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, ia akhirnya ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tidak hanya itu, hari kelahirannya juga ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Hal tersebut ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden RI No.305 tahun 1959.

Tujuan Pendidikan Nasional

Masih dari laman Kemdikbud, tujuan pendidikan nasional diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3. Undang-Undang ini menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Prinsip-prinsip  ajaran Kihajar Dewantara yang menjadi pedoman di Taman Siswa antara lain:

  1. Ing Ngarso Sung Tulodo( yang didepan memberi teladan)
  2. Ing Madya Mangungkarso( ditengah memberikan semangat)
  3. Tut Wuri Handayani( di belakang memberi dukungan )

Sepulang dari pengasingannya  pada bulan September 1919,Swardi yang saat itu berusia 33 tahun  memilih untuk menghilangkan gelar kebangsawanannya dari namanya berganti nama menjadi  Ki Hajar Dewantaraa kemudian bergabung dengan sekolah untuk anak-anak sekolah pribumi yang dipimpin  saudaranya. Berbekal pengalaman mengajar tersebut, Ki Hajar Dewantara  mendirian Perguruan Taman siswa di Jogyakarta tangal 5 Juli1922. Setelah kemerdekaan  Ki Hajar Dewatara  sempat menjabat Sebagai menteri Pendidikan ,Pengajaran  dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada tahun 1957 beliau  mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Univeritas Gajah Mada.

Adapun Tema Hari Pendidikan Nasional 2024 ini adalah :   “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.”

Merdeka belajar adalah sebuah gerakan yang menitikberatkan pada kemandirian belajar peserta didik. Pendekatan tersebut untuk mendorong peserta didik agar aktif, kreatif dan kritis dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut sejalan dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk menciptakan generasi bangsa yang mandiri, cerdas, dan berkarakter mulia.

 

Istilah Merdeka Belajar ini cukup populer setelah Kemendikbud meluncurkan kurikulum pendidikan yang baru, yaitu Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 lalu.

tujuan Merdeka Belajar

Selain menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi, program Merdeka Belajar juga memiliki tujuan lain. Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.

 

Membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa.

Memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar.

  1. Memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
  2. Menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing.
  3. Mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Konsep Merdeka Belajar

Hasil penelitian Penulis dengan menggunakan study kepustakaan, mencakup penelitian tentang biografi masa kecil KiHajar Dewantara,Perannya selama masa pergerakan  nasional Hinga akhir kepemimpinanya sebagai Menteri Pendidikan dan Pengajaran dan Kebudayaan RI, sebagaipuncak akivitas poliiknya di Indonesia.

Konsep Merdeka Belajar

Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar, yakni:

  1. Menciptakan lingkungan pendidikan berbasis teknologi

Pengaruh teknologi pada lingkungan pendidikan tidak dapat terelakkan. Maka dari itu, hadirnya program Merdeka Belajar ini sebagai langkah awal yang strategis untuk menunjang lingkungan pendidikan agar lebih adaptif terhadap era revolusi 4.0.

Baca Juga  Dinkes Kota Tangerang Lakukan Layanan Kesehatan Untuk Kepulangan Jamaah Haji Kloter Pertama

 

Selain itu, lingkungan pendidikan yang difasilitasi oleh teknologi juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya keleluasaan berpikir, keberaniaan berinovasi, dan meningkatkan kemampuan menganalisis suatu risiko secara tepat.

 

  1. Kerja sama lintas pihak

Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar adalah kerja sama lintas pihak.

 

Dalam hal ini, kerja sama lintas pihak yang dimaksud adalah suatu sekolah bekerjasama dengan sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kerja sama ini penting untuk dilakukan di era teknologi ini untuk meningkatkan kesadaran dalam belajar dan saling membantu dalam memperbaiki kemampuan dan sumber daya.

 

  1. Urgensi data

Kemendikbud memiliki andil dalam menyediakan sumber daya dan sarana yang unggul. Hal ini dilakukan untuk mendukung kebijakan yang dicanangkan, seperti mempersiapkan guru dalam menghadapi sistem mengajar dengan menggunakan teknologi.

Komponen Merdeka Belajar

Ada tujuh komponen Merdeka Belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan dari program tersebut. Ketujuh komponen Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.

  1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah komponen dalam Merdeka Belajar yang berkaitan dengan cara siswa membangkitkan pengetahuan yang sudah ada. Hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun suatu konsep.

 

Dari konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi dan mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan pengalaman nyata.

  1. Inquiry

Inquiry artinya siswa mencari dan menyelidiki sendiri pengetahuan yang ingin diketahuinya agar rasa penasarannya bisa terjawab. Komponen inquiry dalam Merdeka Belajar ini dapat membuat siswa berpikir lebih kritis dalam kegiatan belajar.

  1. Bertanya

Komponen lain dalam program Merdeka Belajar adalah bertanya. Dalam hal ini, siswa akan dibiasakan untuk berani bertanya mengenai materi pelajaran, konsep, atau hal-hal lain yang tidak dipahaminya.

  1. Learning Community

Learning community artinya siswa tidak hanya bekerja secara individu saja, tapi juga bekerjasama dengan orang lain sehingga bisa saling bertukar ide dan pengalaman.

  1. Modelling

Modelling dalam komponen Merdeka Belajar artinya ada contoh atau model yang bisa diikuti siswa saat mengerjakan sesuatu, seperti hasil karya seni, narasumber, dan lainnya. Guru bisa menjadi modelling untuk siswa-siswanya, tetapi guru bukan satu-satunya model dan hanya berperan sebagai fasilitator saja. Itu artinya, siswa bisa mencari modelling selain gurunya.

  1. Refleksi

Kegiatan refleksi dalam Merdeka Belajar bertujuan untuk membuat siswa merefleksikan atau merenungkan apa saja yang sudah dipelajari. Hasil renungan ini bisa dituangkan siswa dalam bentuk pernyataan langsung, catatan selama mengikuti kegiatan, kesan dan saran pembelajaran, dan sebagainya.

  1. Authentic Assessment

Pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa akan diukur dan dinilai. Penilaian atau authentic assessment ini bisa dilakukan secara berbeda-beda, tergantung jenjang pendidikan siswa

Peran Guru dalam Merdeka Belajar

Secara umum, guru memiliki berbagai peran dalam proses pembelajaran dengan siswa, antara lain:

Guru sebagai pendidik dan pengajar

Guru sebagai mediator dan fasilitator

Guru sebagai pengelola

Guru sebagai demonstrator

Guru sebagai pembimbing dan motivator

Guru sebagai evaluator

 

Hasil penelitian Penulis dengan menggunakan study kepustakaan, mencakup penelitian tentang biografi masa kecil KiHajar Dewantara,Perannya selama masa pergerakan  nasional Hinga akhir kepemimpinanya sebagai Menteri Pendidikan dan Pengajaran dan Kebudayaan RI, sebagai puncak akivitas politiknya di Indonesia.(RING-O)

Share :

Baca Juga

advertorial

DPRD Kota Tangerang Sahkan 5 Raperda Terbaru Dalam Rapat BAMPERDA

advertorial

DLH Tangsel Ajak Masyarakat Untuk Memisahkan Jenis Sampah Di Rumah Sebelum Dibuang

advertorial

Serahkan Award Vidio di HUT Kota Tangerang ke 31, Dr. Nurdin: Terus Kreatif dan Berkarya Untuk Kemajuan

advertorial

Dinkes Kota Tangerang Lakukan Layanan Kesehatan Untuk Kepulangan Jamaah Haji Kloter Pertama

advertorial

Sosialisasi dan Edukasi TBC dan TPT di RSUD Kota Tangerang

advertorial

Ketua Umum Kris Beserta Staf

Contact Us