Oleh : Winanti, siswi kelas 5 SD Kanisius Bayat.
Para murid SD Kanisius Bayat melakukan Kirab Budaya dari sekolah sampai ke Joglo Paseban Bayati
Jakarta, November, Liputan Nusantara(LN), Gunungan adalah salah satu elemen penting dalam budaya Jawa, khususnya dalam seni wayang kulit dan upacara adat (seperti Grebeg dan Sedekah Bumi). Gunungan adalah simbol yang memiliki beberapa makna tergantung konteksnya, yang paling umum adalah wayang berbentuk kerucut dan tumpukan hasil bumi.

Makna dari Gunungan Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut, lancip ke atas yang melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengerucut atau golong gilig, manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa dan karya dalam kehidupan.

Gunungan dari sayur dan buah-buahan ini merupakan tanda syukur atas HUT Yayasan Kanisius ke-107. Para murid SD Kanisius Bayat bersama orang tua dan para guru membuat gunungan ini. Lalu mereka melakukan Kirab Budaya dari sekolah ke Joglo Paseban Bayat (30 Oktober)

perarakan gunungan hasil bumi laudato si sdk mlese 2
Jalan sehat sekaligus perarakan gunungan dari SD Kanisius Bayat ke Joglo Paseban Bayat. Semua anggota komunitas SD Kanisius Bayat (guru, murid, sebagian orang tua murid) mengikuti agenda kegiatan ini, dan juga ada Mahasiswa dari UNES yang ikut (kebetulan sedang KKN di Desa Paseban).

Jalan sehat adalah kegiatan berjalan kaki bersama dalam suasana santai yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik, menyemarakkan acara tertentu, dan mempererat tali silaturahmi. Kegiatan ini bisa dilakukan di luar ruangan seperti taman atau lingkungan sekitar, dan sering kali diadakan sebagai bagian dari perayaan acara seperti Hari Kemerdekaan Indonesia. Manfaatnya meliputi peningkatan kesehatan jantung, manajemen berat badan, serta pengurangan stres
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 30 Oktober 2025. Sebagai wujud peringatan: Hari Pangan Sedunia, Hari Ulang Tahun Yayasan Kanisius, dan Hari Sumpah Pemuda.
Saat sampai di sekolah kata Winanti , aku bermain bersama Nowo, Gisel, Aneta, dan Hori main lempar lemparan biji kedelai dan bercerita. Tiba-tiba lonceng terdengar setelah itu saya dan teman-teman baris di halaman sekolah dan kita berdoa bersama. Setelah doa bersama ada penjelasan singkat dari petugas, lalu kakak-kakak dari UNES yang KKN mulai mengangkat gunungannya dari halaman sekolah sampai ke tepi jalan raya untuk dinaikkan ke mobil. Ada dua orang yang berdiri di depan untuk membawa baner. Kelas 5 berjalan dengan menggandeng adik kelasku. Saya menggandeng Chio. Sampai di Joglo Paseban saya menyuruh Chio melepas sepatu dan jangan menaruh sepatu di tengah jalan karena jalan itu untuk naik atau turun. Chio berkata, “Iya mbak.” Lalu kita naik dan baris sesuai kelas terus kita semua minum serta makan bersama.
Selanjutnya semua peserta berdiri dan menyanyikan lagu Hymne Petrus Kanisius. Dilanjutkan tiap kelas untuk maju dan menyanyikan satu lagu daerah. Selesai bernyanyi oleh tiap kelas, disampaikan pemberian hadiah perlombaan bernyanyi kemarin: juara 3 kelas 1, juara 2 kelas 3, dan juara 1 adalah kelas 6. Juga pembagian hadiah untuk kegiatan yang lain.
Selesai pembagian hadiah lalu sayur mayur dalam gunungan diambil oleh para orang tua murid yang ikut, di bagi bagi dengan di masukkan ke dalam tas plastik. Selanjutnya saya dan para murid semuanya membagikan sayuran itu ke warga sekitar Joglo Paseban. Saya mencari orang yang belum dapat sayuran dan saya melihat orang di pojok kanan itu belum dapat lalu saya berikan, “Ini ya bude hasil gunung-an saya; semoga bermanfaat ya.”
Tiba-tiba hujan grimis guru memerintahkan untuk memindahkan sepatu kita nanti jika tak dipindahkan akan basah. Kita semua berbondong-bondong memindahkan sepatu di atas joglo, lalu kami membuat lingkaran besar dan ada kelas 1-2 setelah itu kita dibagikan soto, dibagikan kerupuk dan tempe goreng lalu saat soto sampai di saya saya langsung mengambil kecap dan saos dan saya makan. Kebetulan saya belum kenyang, saya beli tempura udang, stik, love, 2 biji cireng lalu saya beli pop Ice rasa vanilla blue.
Akhirnya acara demi acara dapat terlaksana dan selesai, semua teman-teman saya boleh pulang bila sudah ada yang menjemput. Kebetulan rumah saya dekat sekali dengan Joglo Paseban maka saya juga langsung pulang. Saya senang mengikuti kegiatan gunungan ini. Baru kali ini ada perarakan gunungan di sekolah saya. Saya akan berupaya untuk peduli pada lingkungan dan ciptaan Tuhan. Seperti yang selalu disampaikan oleh guru saya Pak Lukas Triyanta tentang Laudato Si. Terima kasih sekolahku SD Kanisius Bayattutup Winanti. (Ring-o)














