Home / Metropolitan

Kamis, 9 Januari 2025 - 06:58 WIB

Surat Terbuka Prof Arya Hadi Dharmawan, Ahli Kehutanan IPB, Kepada Presiden Prabowo Subianto

Proyek 20 Juta Hektar Hutan: Ancaman Deforestasi Massal dan Kiamat Ekologis
Dokumen walhi nasional

Jakarta, Jan ’25, Liputan Nusantara (LN).Sebagaimana saya (Ringo) Kabiro Liputan Nusantara DKI Jakarta, mempublikasikan  di media ini  edisi 6 Jan ’25 dibawah judul  “Pernyataan  Menteri Kehutanan RI : Akan Membuka 20 juta Hektare Hutan Untuk Kepentingan Energi dan Pangan” ? Saya jelaskan bahwa Sekian banyak sudah janji-janji dari agenda pembukaan lahan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan energi. Faktanya pemerintah pusat tidak pernah benar-benar berhasil menunaikan janjinya. Ada banyak lahan untuk lumbung pangan sudah dibuka, tapi di mana letak keberhasilan dan dampaknya bagi rakyat? Membuka lahan hutan 20 juta hektar yang luasnya melebihi 2 kali Pulau Jawa menurut ilustrasi Kompas.com adalah ancaman terhadap lingkungan dan masa depan bangsa ini.

Lantas muncul Surat terbuka Prof Arya Hadi Dharmawan, ahli kehutanan IPB,seperti berikut 🙁 dikutip dari Laudato Si Indonesia)

 

Kerusakan hutan dilihat dari udara

“Pak Prabowo, Anda jangan begitu dong Pak sebagai Presiden. Statement Pak Presiden yang mengatakan “jangan takut deforestasi”, dan lalu menyamakan sawit sepadan dengan tanaman hutan lain hanya karena sama-sama berdaun hijau dan menyerap karbon, itu mengusik saya, Pak. Sungguh saya risau dengan statement tersebut.

Devorestasi menurut Kamus Besar Bahasa  Indonesia (KBBI)  ialah Kegiatan Penebangan Kayu komersil dalam skala besar. Bisa juga diartikan: Kegiatan penebangan atau pemindahan pohon secara sengaja dan permanen untuk  mengubah kawasan hutan menjadi kawasan nonhutan.

Kerusakan hutan dilihat dari udara.

Devorestasi dapat menyebabkan :

  1. Ancaman bagi alam ,satwa liar dan iklim
  2. Penurunan kwalitas
  3. Perubahan iklim, Erosi Tanah
  4. Bencana alam

Dharmawan melanjutkan surat trerbukanya, Kalau sekedar berdaun hijau dan menyerap karbon, maka pohon kelor juga berdaun hijau dan menyerap karbon pak.

Kita tak sedang bicara karbon saja ketika membahas hutan pak.

Kerusakan hutan dilihat dari udara.

Ulangi, hutan itu tak melulu soal karbon pak, tetapi lebih besar dari hal itu, sehingga deforestasi (juga degradasi hutan) – deforestation and forest degradation – harus menjadi keprihatinan presiden juga.

Baca Juga  Membangun Kesadaran  LIingkungan  Melalui Gerakan  Datektif Sampah di Sekolah

Bukan hanya keprihatinan saya saja pak.

Kita harus menyelamatkan hutan, dan tidak membiarkan ekspansi pertanian semau-maunya terjadi.

Ulang Tahun Kebakaran Hutan

Hutan dengan aneka pohon dan tetumbuhannya mempunyai fungsi yang tak bisa digantikan oleh perkebunan sawit.

Hutan menjaga aneka satwa liar (rusa, orang utan, pelanduk, harimau, gajah, kera, monyet, burung-burung, sampai semut, cacing, dsb).

Hutan menyediakan aneka tumbuhan termasuk herbal (tanaman obat) bagi kehidupan.

Hutan menjaga tatanan air (hidrologi) agar terjadi kehidupan yang seimbang dan lebih baik.

Hutan juga memberikan naungan kehidupan bagi masyarakat adat di dalamnya.

Pernyataan menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni : Membuka 20 Ha Hutan

Sementara perkebunan sawit adalah ekosistem dengan tanaman seragam (mono-cropping) yang tak memungkinkan aneka satwa bisa hidup kecuali ular kobra, tikus dan burung hantu.

Pendek kata tak selengkap satwa di hutan belantara.

(Walau bapak berseloroh), menganggap sawit punya daun yang sama dengan pohon lain di hutan, tetapi itu seloroh yang tak seharusnya diucapkan. Secara fisik ya daun pasti hijau.

Prabowo Blak-blakan Reaksi Eropa Tidak dapat Sawit RI

Tetapi simplifikasi bahwa (ekosistem) sawit hanya karena berdaun hijau lalu sepadan dengan (ekosistem) hutan, ya kurang bijaksanalah pak. Ini nggak apple to apple pak Presiden.ujar Hadi Dharmawan.

Perkebunan sawit itu mengabdi pada kepentingan kapital dan investasi ekonomi.

Sawit itu demi nilai rupiah Rp 400 Trilyun per tahun, pendapatan bagi Indonesia.  Saya setuju.

Tetapi, apakah hidup ini harus disimplifikasi hanya soal uang dan uang saja pak?

Disini kita beda pendapat pak.  Uang itu penting, tapi hidup tak hanya soal uang.

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan Kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu Prov.Kalbar 56 Juli Reuters.

Ada pepatah mengatakan “ketika tetesan air terakhir telah anda minum dan tak tersisa lagi di alam, maka trilyunan rupiah uang di saku dan dan di saldo bank anda, tiada gunanya”.

Baca Juga  Siaran Pers Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Hutan itu mengabdi pada kepentingan kelestarian alam (sistem ekologi) dan kehidupan sosial (warga di dalam dan di sekitar hutan).

Saya jamin, pak Presiden termasuk menteri bapak, tak akan pernah bisa menilai berapa milyar-trilyun rupiah nilai manfaat kehadiran satwa liar di hutan, berapa milyar-trilyun rupiah nilai air yang ditangkap dari hujan dan disimpan di akar tetumbuhan hutan, berapa milyar-trilyun rupiah nilai oksigen yang tiap saat keluar dari dedaunan di hutan, juga anda tak akan bisa menghitung berapa trilyun rupiah nilai obat-obatan herbal yang disediakan hutan.

Saya jamin, anda tak akan mampu menilainya. Sayapun juga tak mampu.  Tetapi kita bisa meraba dan merasakan manfaatnya.

 

Ayo pak Presiden, saya mengajak menteri-menteri bapak untuk berdiskusi lebih intensif dengan banyak kalangan ahli kehutanan, ahli ekologi, ahli sosiologi, ahli antropologi, di negeri ini.

Kita bisa berbagi ilmu pengetahuan dan pandangan. ekologi, ahli sosiologi, ahli antropologi, di negeri ini.  Kita kembangkan sawit untuk pangan dan energi, tetapi tanpa harus membabat dan mengokupasi kawasan hutan.

 

Pak Presiden, anda harus anti terhadap deforestasi dengan segala dampak negatifnya pak. Jangan sebaliknya.

Nanti kita bisa dikucilkan oleh dunia internasional pak. Kita dianggap negara aneh jika menganjurkan deforestasi.

Mari kita sama-sama menyelamatkan hutan pak. Menyelamatkan alam adalah perintah agama (QS. Al-Baqarah ayat 205) dan perintah UUD 1945 juga.

Mari pak kita hentikan deforestasi. Kita hentikan penggundulan hutan, karena akibatnya langsung pada terjadinya bencana banjir, pemanasan global, kehilangan spesies tumbuhan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan bencana kemanusiaan berupa hilangnya penghidupan masyarakat lokal.

Mari kita menjadi bijak penuh kebajikan pada alam”.tutup  Prof Arya Hadi Dharmawan (Ring-o)

Share :

Baca Juga

Metropolitan

“Semakin Bersyukur Dan Menjadi Berkat Berbagi Makanan Sehat”

Metropolitan

Kapan Plastik Menjadi Sampah” ?

Metropolitan

Sampah Plastik Di Lautan Indonesia” Impor Sampah Plastik di Indonesia

Metro

: Warga Jakarta,akan Dibebaskan Dari  Retribusi,  Jika mendaftar sebagai Nasabah Bank Sampah. 

Metropolitan

Peduli Lingkungan Sehari-hari adalah Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai”

Metropolitan

Urgensi Pertobatan Ekologis untuk Alam yang Lebih Baik

Metropolitan

Legal Administrasi dan Etika Profesi untuk anak Perusahaan PLN

Metropolitan

Pernas III 24- 27 Oktober  2024 , di Rumah Retret Ngison Nando di Kalianda, Lampung Selatan telah Selesai.

Contact Us