By: Adharta Ongkosaputra,Ketum KRIS,dipublikasi oleh Ringo Kabiro DKI Jakarta
Saat ditandatanganinya MOU on the Resumption of Indonesia-China Direct Trade Relations di Singapura, 07-05-1985 oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Sukamdani S. Gitosardjono (kiri) dan Ketua CCPIT Wang Yaoting
Jakarta, Mei ,Liputan Nusantara(LN). Saya menghadiri perayaan Ulang Tahun ke 25 Perhimpunan INTI (INDONESIA TIONGKOK) kata Adharta Ongkosaputra, ketum KRIS melalui WA kepada saya, karena diundang oleh Ketua Umum INTI(Perhimpunan Indonesia Tiongkok) ujar Adharta yaitu Bapak Teddy Sugianto(Kertum INTI).Beliau adalah seorang yang sungguh luar biasa Pengabdian kepada Bangsa dan negara Indonesia tercinta melalui pelayanan INTI tidak bisa di ceritakan lagi. Hanya satu kata yang bisa saya sampaikan Luar biasa. Sebagai ketua umum lanjutnya,beliau turun tangan sendiri mulai dari barat sampai ke timur. Dari utara sampai selatan Tidak lupa sampai ke negara Tiongkok. Seluruh Negara Tiongkok dianggap sebagai leluhur mengenal persis siapa dan apa itu INTI.
Suasana pertemuan Delegasi RI yang dipimpin Presiden Joko Widodo dengan para petinggi Tiongkok yang dipimping Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang di Great Hall of the People, Beijing (9/11)
Dalam pidato sambutan beliau di uraikan bagaimana saat Pandemi, INTI membantu Tiongkok dengan peralatan obat, APD, Masker, dan dana. Sebaliknya saat Indonesia mengalaminya maka INTI bergerak dan tidak tanggung tanggung, 60 juta Masker,Puluhan Juta ABD,Obat Obatan Covid-19 di bagikan kepada masyarakat Indonesi. Cintanya terhadap INTI dan tanah air mengukirkan sekarang bagaimana INTI sampai ke tahun ke 25 ini. Acara HUT ke 25 INTI , Dihadiri oleh seluruh perwakilan Inti di Indonesia Dewan Pembina, Dewan Pendiri, Dewan Pakar, Dewan Kehormatan. Acara sungguh meriah dan penuh ke akraban kata Adharta,yang menjadi Ketum Kill Covid yang berganti menjadi Ketum KRIS (Kill Covid Relief Internasional Service).
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Great Hall of The People, Selasa, (17/10 2023). Kunjungan dilakukan sebagai bentuk terima kasih pada Presiden Xi yang telah berperan dalam mendukung perekonomian Indonesia. SETPRES
Menurut Adharta, INTI Didirikan pada tanggal 10 April 1999 di Jakarta, Perhimpunan INTI terbuka untuk semua Warga Negara Republik Indonesia yang setuju kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta Tujuan Perhimpunan INTI. Mari membantu INTI. Pesan singkat beliau Khususnya untuk para Pemuda Indonesia.
Penandatanganan naskah kerja sama Indonesia-China disaksikan langsung Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping. (Sekretariat Kabinet RI)
Sejarah Singkat Berdirinya Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia – Tiongkok (Lembaga Indonesia – Tiongkok) dilansir dari lembagaindonesiationgkok.
Sukamdani masih ingat benar bahwa dirinya sendirilah yang mempunyai inisiatif untuk membuka kembali hubungan dagang langsung antara dunia Indonesia dan Tiongkok yang telah terputus sejak dibekukannya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok pada tahun 1967 akibat tragedi Gerakan 30 September. Ia telah memberanikan dirinya untuk menyampaikan inisiatifnya kepada Presiden Soeharto di Cendana pada akhir Agustus 1984, tetapi Presiden sama sekali tidak bergerak fikiran dan hatinya. Ia telah memberanikan dirinya untuk menyampaikan inisiatifnya kepada Presiden Soeharto di Cendana pada akhir Agustus 1984, namun Presiden sama sekali tidak menggerakkan fikiran dan hatinya.
Sebulan kemudian ketika diterima lagi oleh Presiden, Sukamdani mencoba mengemukakan gagasannya lagi, tetapi saat itu Presiden menyebut soal Gerakan 30 September 1965 yang melahirkan enam Jenderal TNI. Rupanya Presiden masih merasa trauma terhadap peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia itu. Terkesan sekali tidak mudah bagi Presiden Soeharto untuk menanggapi prakarsa Sukamdani, karena fihak yang terlebih dahulu membekukan hubungan diplomatik Indonesia – Tiongkok pada tahun 1967 adalah Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Soeharto sendiri. ada tanggal 8 November 1984 ketika menghadap Presiden lagi, barulah Presiden Soeharto memutuskan menyetujui gagasan Sukamdani.
Dalam pertemuan ketiga itu Sukamdani memberikan penjelasan tentang gagasannya secara lebih rinci berdasarkan apa yang telah dilihatnya sendiri terutama ketika mengadakan kunjungan dagang di Taiwan pada akhir Agustus 1984. Pada tanggal 23 Juli 1985 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 1985 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Hubungan Dagang Langsung. Pada tanggal 27 Juli sampai 4 Agustus 1985 Delegasi KADIN Indonesia pimpinan Sukamdani terdiri dari sekitar 110 pengusaha yang daftarnya telah disetujui oleh Menteri Muda/Sekretaris Kabinet Moerdiono selaku Koordinator Hubungan Dagang Langsung berangkat ke Tiongkok.
Pada bulan Juni 1988 dalam kunjungannya ke RRT Sukamdani bertemu lagi dengan Wu Xueqian, Menteri Luar Negeri yang sekarang sudah menjadi Wakil Perdana Menteri Bidang Politik dan Luar Negeri. Dalam pertemuan itu Sukamdani mendapat penjelasan dari Wu Xueqian bahwa kalau Indonesia menganggap saatnya sudah matang untuk memulihkan hubungan diplomatik di fihak RRT tak ada masalah.
Pada tanggal 1 – 4 Juli 1990 Sukamdani diminta oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono dan Menteri Luar Negeri Ali Alatas untuk menjadi anggota Delegasi Pemerintah RI ke RRT. Hari penting bagi Sukamdani selain tanggal 5 Juli 1985, adalah tanggal 8 Agustus 1990, yaitu hari pada saat hubungan koneksi RI-RRT menyampaikan pesan kembali.
Jika selama 5 tahun periode hubungan dagang langsung 1985 – 1990 yang berkunjung hanya para saudagar dan para anggota asosiasi perusahaan dan rombongan Pameran Pameran Dagang yang direkomendasikan oleh CCPIT yaitu organisasi mitra dari KADIN, maka sesudah normalisasi datang pula kunjungan rombongan-rombongan resmi pemerintah, rombongan- rombongan kesenian, kebudayaan, pendidikan, sosial, keagamaan, olahraga dsb. Semenjak MOU Pembukaan Kembali Hubungan Dagang Langsung 5 Juli 1985 semua rombongan pedagang dari Tiongkok yang direkomendasikan oleh CCPIT (counterpart KADIN) untuk berkunjung ke Indonesia harus mendapat persetujuan dari KADIN dan begitu pula sebaliknya. Bahkan semua Duta besar RRT untuk Indonesia yang berwenang mengatur kunjungan para pejabat Pemerintah Tiongkok ke Indonesia dalam tahun sembilanpuluhan sering melibatkan Sukamdani yang sejak tahun 1992 mendirikan dan memimpin Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia – Tiongkok atau biasa disebut Lembaga Indonesia – Tiongkok / LIC. LIC adalah sebuah Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan ketentuan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan Peraturan Pelaksanaannya, dengan Surat Keterangan Terdaftar Nomor: 102 Tahun 1999 DIV dari Bidang Dalam Negeri Republik Indonesia Cq Direktorat Jenderal Sosial Politik.
Lembaga ini bersifat Non-Government (NGO), Non-Politik, Non-Partisan dan Non-Profit dan berasaskan Pancasila.
Tujuan pokok LIC adalah:
- Membantu pemerintah dalam meningkatkan, memelihara dan mempererat hubungan persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok di bidang ekonomi dan sosial-budaya, baik dalam lingkup bilateral antara RI dan RRT melalui organisasi Lembaga Indonesia – Tiongkok dengan CPAFFC (Chinese People’s Association for Friendship with Foreign Countries) maupun dalam lingkup multilateral melalui organisasi Persahabatan Rakyat-dengan-Rakyat Tiongkok-ASEAN (China – ASEAN Association).
- Menggalang persatuan di antara para anggotanya yang terdiri dari warga negara Indonesia yang berasal dari berbagai keturunan etnis
Selanjutnya bahwa dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Melalui keppres itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengganti istilah “Cina” dengan “Tionghoa “. Maka Lembaga juga menyesuaikan namanya dengan mengubah kata Cina dalam nama Indonesia menjadi Tiongkok
Lebih lanjut Adharta mengatakan, Sungguh merupakan sebuah kebanggaan Indonesia memiliki INTI. Mari kita ber doa agar INTI terus berkibar sehingga di bawah kepemimpinan ketua Umum bapak Teddy Sugianto semakin banyak orang berbhakti Untuk Negeri, Bagi Bangsa dan Negara, Bagi Tanah air Indonesia tutup Adhatrta.(Ring-o)