Home / Metropolitan

Senin, 9 Desember 2024 - 08:54 WIB

Pengelolaan Sampah Menjadi isu Srategis Pada Level Iternasional

Suasana di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/10/2010). Tumpukan sampah yang masuk TPA termasuk sampah dari DKI Jakarta sebanyak 6.000 ton per hari

Jakarta,Desember, Liputan Nusantara (LN), . Indikator (Sustainabel  Development Goals (SDGs) dari World Bank menempatkan sampah sebagai salah satu alat ukur. Hukum alamnya, selagi ada manusia, maka sampah pasti selalu ada. Logikanya juga semakin maju peradaban manusia, pengelolaan sampah harusnya makin maju, bukan statis. Tahun 2001, Pemerintah Jerman memulai terobosan baru. Mereka melakukan proses Close Cycle Management, sebuah sistem yang bertujuan mengubah pengelolaan limbah menjadi sumber daya. Program ini mencatat keberhasilan sehingga sampah dapat menjadi sumber bahan mentah dan energi yang berguna.

Lautan Sampah plastik

Program ini mencatat keberhasilan sehingga sampah dapat menjadi sumber bahan mentah dan energi yang berguna. Diklaim 14 persen bahan baku industri di Jerman berasal dari limbah daur ulang. Omset tahunan proyek ini mencapai 40 miliar euro (Nelles et al., 2016). Dilansir dari di Kompas.com.    Jepang juga terbilang sukses dalam pengolahan sampah dengan pemanfaatan teknologi insinerator canggih. Basisnya adalah metode 3 R (reduce, reuse, recyle).

Sebagaimana yang saya beritakan di media ini  (LN) edisi 27 Desember dibawah judul,”Sampah Plastik dilautan Indonesia” saya jelaskan bahwa    Sampah dapat dikategorikan berdasarkan beberapa jenis, yaitu:

  1. Sampah Organik: Sampah yang mudah terurai secara alami, seperti sisa makanan, daun-daun kering, dan kulit buah. Contohnya, sampah sisa sayur dan buah dari pasar tradisional, sisa makanan dari rumah tangga, dan ranting-ranting pohon. Sampah organik ini berpotensi diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.
  2. Sampah Anorganik: Sampah yang sulit terurai secara alami, seperti plastik, kaca, dan logam. Contohnya, botol plastik bekas air minum, kemasan makanan dan minuman, kaleng bekas, dan pecahan kaca. Sampah anorganik ini dapat didaur ulang menjadi berbagai produk baru, seperti tas belanja dari plastik daur ulang, botol minum kaca, dan perhiasan dari logam bekas.

3, Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): Sampah yang mengandung zat berbahaya dan beracun, seperti baterai, cat, dan obat-obatan. Contohnya, baterai bekas, kaleng cat bekas, dan botol obat-obatan yang sudah kadaluarsa. Sampah B3 ini harus ditangani dengan khusus karena dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.

Keteladanan Peduli Lingkungan

Pada awal April 2024, sejumlah aktivis lingkungan di Indonesia melakukan unjuk rasa menuntut penghentian pengiriman sampah plastik ke Indonesia oleh Jepang. “Pengiriman sampah plastik ke negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak hanya merupakan tindakan tidak etis, tetapi juga menciptakan dampak serius bagi ekosistem sungai dan kesehatan,” kata Alaika Rahmatullah, koordinator aksi, dalam siaran persnya. Idealnya, negara pengimpor sampah plastik dapat memperoleh keuntungan finansial sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan apabila mampu mengelola dan memanfaatkan dengan baik sampah plastik kiriman dari negara pengekspor. Namun, kenyataannya, banyak sampah plastik yang dikirim ke Indonesia tidak dapat digunakan, antara lain karena kondisinya yang tidak layak (terkontaminasi, terdegradasi/terurai, dan sebagainya) dan fasilitas pengelolaan yang kurang memadai. Penelitian Ecoton dan Nexuse menemukan bahwa antara 25-50% sampah plastik yang diimpor oleh perusahaan daur ulang plastik dan kertas di Indonesia tidak dikelola dengan baik.

Baca Juga  Urgensi Pertobatan Ekologis untuk Alam yang Lebih Baik

Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan ke Si Kecil

Jepang juga begitu ketat dalam mendorong kedisiplinan warganya untuk mengelola sampah (Defitri, 2022). Keberhasilan negara-negara ini bisa juga dilihat dari beberapa negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan. Jika dilihat pada keberhasilan negara tersebut, kunci terpenting dalam urusan sampah adalah inovasi dan teknologi. Sampah tidak dianggap barang buangan yang tak berguna, justru bisa jadi sumber pendapatan yang menggiurkan. Sampah punya nilai ekonomis. Pada sisi inilah, bentukan ekonomi sirkular dari pengelolaan sampah memiliki memiliki kekuatan yang optimal dalam perspektif ekonomi lingkungan. Warga terlibat, secara sadar dan terintegrasi untuk membangun mekanisme sirkularitas pengelolaan sampah, khususnya perkotaan Municipal Solid Waste, (MSW). Inovasi pengelolaan memberi jalan pada masyarakat untuk terlibat. Peranan alat dan teknologi yang inovatif memberi kemudahan, sekaligus peluang, untuk mengatasi persoalan sampah melalui pengelolaan yang bersifat ekonomi sirkuler.

Seorang sahabat penulis, aktivis Lingkungan hidup RB.Sutarno  yang getol mengedukasi masyaakat agar masyarakat senantiasa mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis, mengatakan “Pemilahan Sampah di Sumber,” sebagai gerakan nasional dimaksudkan untuk pengolahan sampah sehingga menjadi penunjang kesejahteraan .

Sampah sebagai sumber daya alam dengan pengelolaan khusus, kata Tarno,pangilan akrabnya menjelaskan

– plastik bekas yg terpilah memiliki nilai,juga sebagai bahan daur ulang sehingga tak menjadi pencemar lingkungan.

– sampah organik dapat diolah menjadi media tanam,pupuk,pestisida,pakan ternak,eco enzimy bermanfaat kembali sebagai simber daya,penunjang kesejateraan hidup manusia serta alam yg lestari.

Sampah plastik lahir dari ,” kebiasaan mencampur dengan sampah lainnya,” sehingga dibuang dan menjadi masalah lingkungan,kesehatan,dan pencemaran alam.

Ubah kebiasaan mencampur sampah,dengan karakter hidup selaras dengan kelestarian lingkungan.

Regulasi, ,” Kebijakan Restribusi Sampah 2025,” berpihak pada upaya ,peran serta penghasil sampah dengan sikap kurang peduli, dengan Karakter ,Habitus baru PILAH SAMPAH TUNTAS DI SUMBER MENUNJANG TERCIPTANYA LINGKUNGAN BERSIH, untuk kesejahteraan hidup semua makluk di BUMI Rumah Bersama yg lestari.

Belajar dari Jepang, bisa dilihat bahwa teknologi insinerator (yang di Indonesia masih menjadi pro kontra karena kadar racun gas buang), ternyata bisa efektif. Teknologi ini terus disempurnakan dan akhirnya jadi tulang punggung pengelolaan sampah. Swedia juga demikian, di mana kebijakan Waste to Energy (WTE) bisa sangat potensial (Defitri, 2022). Ada kenyamanan dan ada keuntungan secara ekonomis. Untuk Indonesia sendiri seperti apa? Sampai sekarang masih belum menemukan titik temu yang pas dan bisa diterapkan secara nasional.

Timbunan sampah terus menumpuk. Tahun 2022 mencapai 70 ton produksi per hari. Berbagai usaha yang sudah dilakukan, tak pernah menemukan solusi komprehensif. Kita mencatatat beberapa persoalan dominan. Pertama, belum ada teknologi yang tepat yang bisa menjadikan semua bentuk sampah bisa diberdayakan. Cara pandang lama kumpul, angkut dan buang masih kuat. TPA menjadi tujuan akhir dan masalah lanjutan muncul seperti pencemaran, penyakit dan sebagainya jadi dominan.

Baca Juga  Betapa pentingnya Menanam Pohon dan Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

 

Kedua, kalaupun sudah ada beberapa teknologi dibuat, cenderung tidak optimal dan komprehensif. Terkadang masih menyisakan masalah seperti gas buang, polusi tanah, bau, dan penyakit. Ketiga, berbagai metode seperti 3 R, termasuk metode insinerasi, tidak membuat sampah terpakai habis, masih tersisa dalam jumlah banyak. Keempat, kelembagaan dan keseriusan dalam mengelola sampah tidak kuat, kebijakan cenderung setengah hati dan egosektoral lembaga masih jadi masalah.

Dalam rangka memperingati  hari Sampah Elektronik Sedunia (E-waste Day) tanggal 14 Oktober 2024 yang saya beritakan juga  di media ini  (LN) pada edisi Oktober ,dibawah judul Hari Sampah Elektronik Sedunia (E-waste Day), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya memimpin Aksi Bersih Negeri Serentak bersama seluruh unsur masyarakat di Karawang, Jawa Barat, Jumat, 8/3/2024. Menteri Siti bersama OASE Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Ibu Liza Erick Thohir, didampingi antara lain oleh Perwakilan PJ Gubernur Jawa Barat, Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati. Menteri Siti dalam pidatonya menyampaikan bahwa pencapaian target pengelolaan sampah menuju Indonesia Bersih 2025 sekaligus upaya mengatasi persoalan sampah plastik tidak dapat dilakukan secara biasa-biasa saja, perlu revolusi perubahan perilaku semua pihak untuk mengelola sampah dengan tuntas.

Sebagaimana dilansir situs resmi Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHP),  Dan melalui Surat Edaran (SE) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024. Berikut informasinya

Seperti tertuang dalam Surat Edaran, Tema Hari Peduli Sampah Nasional 2024 adalah “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif.

bahwa Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 th.2013 tentang pengelolahan sampah, Peraturan gubernur no.108 th.2019 tentang kebijakan dan strategi daerah Provinsi  DKI Jakarta, Peraturan gubernur no.77 th .2020 tentang pengelolahan sampah Lingkup rukun Warga, Intruksi gubernur no.49 th. 2021 tentang penyelesaian isu prioritas daerah th.2021 – 2022 dan Intruksi sekretaris daerah no.88 tahun 2021 tentang pengelolahan sampah

Patut dicatat bahwa sampah dengan segala bentuk turunannya adalah bagian dari ekosistem pertahanan negara. Ini disebabkan bahwa sampah bukan semata-mata barang terbuang. Di situ ada masyarakat, ada industri, ada bencana, ada wabah, dan di situ juga ada aspek finansial yang besar. Tak pandai mengelola, bencana yang akan terjadi. Cerdas mengatur, kekuatan besar akan didapat (Ring-o)

 

Share :

Baca Juga

Metropolitan

“Program Percepatan Stunting Anak (PPSA) Timor Tengah Utara NTT”

Metropolitan

Peduli Lingkungan Sehari-hari adalah Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai”

Metropolitan

Retribusi pelayanan Kebersihan Akan Diberlakukan per 1 Januari 2025

Metropolitan

Surat Terbuka Prof Arya Hadi Dharmawan, Ahli Kehutanan IPB, Kepada Presiden Prabowo Subianto

Metropolitan

Siapah Pahlawan itu ?

Metropolitan

 “Buka Usaha Atau Berbisnis” ?

Metropolitan

” Kardinal  Mgr. Suharyo Uskup Agung Jakarta Kunjungi Papua”

Metropolitan

Siaran Pers Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Contact Us