Dr (c) Iramdan MPd (berdiri pegang mig)sedang membawakan materi
Jakarta, September ,Liputan Nusantara (LN), Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) adalah sebuah pendekatan pendidikan transformatif yang bertujuan membentuk karakter peserta didik yang holistik, dengan menekankan pada penguatan nilai kasih sayang, empati, dan kepedulian terhadap sesama, Tuhan, serta lingkungan, sehingga tercipta madrasah yang ramah anak dan lingkungan belajar yang manusiawi dan penuh makna. KBC berfokus pada pengasahan nalar dan penghidupan nurani, bukan hanya pencapaian kognitif, dengan mengintegrasikan nilai-nilai cinta ke dalam seluruh aspek pendidika, Selasa, Tangal, 1 dan 2 September 2025.

Foto bersama ketua yayasan Tanyizul maksum MPd ( tengah) dan marhaban SHI MPd.I.( tengah peci hitam) saat acara
Dilansir dari https://kemenag.go.id/nasional Kementerian Agama Republik Indonesia menggagas penerapan Kurikulum Cinta. Ini menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.
Dari kiri ; Dr Agus jamaludin . Dr wahid anggota DPRD metro. Marhaban SHI MPDI kepala MTs.Myta w MPd. Sutina MPd . Lengsi M . MPd. Dr Restoeningroem MPd. Sahanan SE. Dr. (C) .Iramdan.M.Pd, Dr.Toto W .MM.MPd
Dirjen Pendidikan Islam Prof.Dr.H.Suyitno M.Ag
Konsep dan Implementasi Deep Learning Oleh Robert Randall
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno. Menurutnya, pendidikan karakter di Indonesia membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.
Kurikulum ini, kata Suyitno, menekankan empat aspek utama. Pertama, membangun cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah). Anak-anak sejak dini dibiasakan memperkuat hubungannya dengan Allah. “Kedua, membangun cinta kepada sesama manusia, apa pun agamanya. Anak-anak harus dibiasakan dengan keberagaman, membangun Hablum Minannas yang kuat,” sebutnya.
Selain itu, Amien juga mengutip sorotan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar untuk membentuk kepedulian terhadap lingkungan (Hablum Bi’ah). “Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini harus ditangani secara terstruktur dan sistematis. Anak-anak kita harus disadarkan akan pentingnya menjaga bumi,” lanjutnya.
Keempat, kecintaan terhadap bangsa (Hubbul Wathan). Ini juga menjadi pilar penting dalam kurikulum cinta. “Banyak anak-anak kita yang setelah belajar di luar negeri, justru lebih merasa menjadi orang luar dibandingkan bagian dari bangsanya sendiri. Kita ingin menginsersi agar anak-anak kita tetap berpegang teguh pada akar budayanya,” ungkapnya.
Demikianlah,seorang sahabat lama penulis, memimpin sebuah team bernama Dr (C) Iramdan, M.Pd bersama teamnya dosen-dosen Universitas Indraprasta Jl TB Simatupang Jakarta Selatan antara lain, Dr. Toto Widiarto, SE., MM. (Moderator dan ahli ekonomi & perbankan), Dr. Restoeningroem, M.Pd, Sutina, SE, M.Pd, Myta Widyastuti, M.Pd, Lengsi Manurung, M.Pd dan Dr. Agus Jamaludin (Ketua Tim PKM).
Topik Pelatihan:
Dr (c) Iramdan M.Pd yang juga Wakil sekjen bidang pendidikan di Lemhannas RI, membawakan materi “pengenalan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBC) dan penerapan deep learning dalam pembelajaran abad ke-21”, Sedangkan Dr. Agus Jamaludin menyoroti “ pentingnya kewirausahaan dalam dunia pendidikan sebagai bekal inovasi dan kemandirian guru”.Sementara Diskusi dipandu oleh Dr. Toto Widiarto yang memberikan “ perspektif ekonomi dan perbankan dalam pengembangan UMKM pendidikan”
Dalam sambutannya, Kepala MTs Darul Amal – Marhaban, SHI., M.Pd.I:mengatakan
Kami sangat mengapresiasi kehadiran tim dosen dari Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Pelatihan ini menjadi momentum penting bagi guru-guru kami untuk meningkatkan kompetensi, baik dalam aspek kurikulum maupun kewirausahaanujar Marhaban. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan membawa manfaat nyata bagi pendidikan di Lampung.”
Sedangkan sambutan ketua Yayasan Ketua Yayasan – Tanyizul Maksum, M.Pd.: “Yayasan Darul Amal berkomitmen untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan perguruan tinggi demi kemajuan pendidikan. Kehadiran para akademisi hari ini menjadi bukti bahwa sinergi antara dunia akademik dan madrasah dapat menghasilkan inovasi yang berdampak luas.”
Penghargaan Khusus untuk Bapak Sahanan, SE: Acara ini terselenggara berkat inisiatif dan dedikasi Bapak Sahanan, SE, guru mata pelajaran IPS di MTs Darul Amal yang telah lama mengabdi dan aktif dalam pengembangan profesionalisme melalui berbagai seminar pendidikan online yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Ditjen Dikdasmen). Dalam sambutannya, beliau menyampaikan:
“Saya percaya bahwa guru harus terus belajar dan berkembang. Kegiatan seperti ini adalah wujud nyata dari semangat kolaborasi dan pembaruan pendidikan. Terima kasih kepada Universitas Indraprasta PGRI Jakarta atas kesediaannya berbagi ilmu dan inspirasi.”
Tim Dokumentasi: Kegiatan ini turut didukung oleh Hendri Firmanyah, mahasiswa S2 Universitas Lampung (UNILA), yang berperan aktif dalam dokumentasi acara. Kehadirannya membantu memastikan seluruh rangkaian kegiatan terekam dengan baik dan dapat dijadikan referensi untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
Kehadiran Tokoh Daerah: Menambah semarak acara, hadir pula Bapak Dr. Wahid, anggota DPRD Kota Metro, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Dalam sambutannya DR. Wahid DPRD Tim Dokumentasi: Kegiatan ini turut didukung oleh Hendri Firmanyah, mahasiswa S2 Universitas Lampung (UNILA), yang berperan aktif dalam dokumentasi acara. Kehadirannya membantu memastikan seluruh rangkaian kegiatan terekam dengan baik dan dapat dijadikan referensi untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
Kehadiran Tokoh Daerah: Menambah semarak acara, hadir pula Bapak Dr. Wahid, anggota DPRD Kota Metro, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatayang dalam kegiatana ini menyampaikan: “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat kapasitas guru di daerah”. Saya mendukung penuh kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lokal demi kemajuan pendidikan. “Kegiatan seperti ini sam bung Dr. Wahid sangat penting untuk memperkuat kapasitas guru di daerah. Saya mendukung penuh kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lokal demi kemajuan pendidikan
Disisi lain, Deep Learning adalah cabang dari machine learning (pembelajaran mesin) yang menggunakan jaringan saraf buatan (artificial neural networks) dengan banyak lapisan untuk belajar dari data yang kompleks, seperti gambar, teks, dan suara, dengan cara yang mirip dengan otak manusia. Tujuannya adalah untuk memungkinkan komputer mengenali pola, menghasilkan wawasan, dan membuat prediksi yang akurat dari data tersebut, yang digunakan dalam berbagai aplikasi AI seperti pengenalan wajah, pengenalan ucapan, dan pemrosesan bahasa alami.
Bagaimana Cara Kerja Deep Learning?
Jaringan Saraf Berlapis:
Model deep learning terdiri dari lapisan-lapisan neuron (simpul) yang saling terhubung.
Pemrosesan Bertahap:
Lapisan input menerima data mentah, lapisan-lapisan tersembunyi memproses data secara bertahap melalui komputasi matematika, dan lapisan output menghasilkan hasil akhir.
Belajar dari Data:
Melalui proses berulang yang disebut backpropagation, model memperbaiki kesalahannya sendiri dengan menyesuaikan bobot dan bias pada setiap lapisan, sehingga menjadi lebih akurat dari waktu ke waktu.
Contoh Penerapan Deep Learning Pengenalan Visual: Pada fitur pengenalan wajah di smartphone atau sistem deteksi objek dalam mobil otonom.
Pemrosesan Bahasa Alami (NLP):
Pada aplikasi seperti Google Assistant, mesin penerjemah, dan sistem layanan pelanggan.
Pengenalan Suara:
Memungkinkan sistem memahami dan merespons ucapan manusia.
Diagnosis Medis:
Menganalisis data kesehatan untuk membantu diagnosis penyakit dan memprediksi respons pasien.
Perbedaan dengan Konsep Pendidikan
Penting untuk dicatat bahwa ada juga istilah “Deep Learning” dalam konteks pendidikan yang merujuk pada pendekatan pembelajaran yang mendalam, di mana siswa memahami konsep secara mendalam dan dapat menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata, bukan sekadar menghafal. Ini berbeda dengan deep learning dalam Artifisial Inteligens (AI)
Konsep dan Implementasi Deep Learning Oleh Robert Randall
Menurut RobRandall, “Deep Learning bertujuan untuk membawa siswa ke tingkat pemahaman yang lebih dalam.
Dalam rangkaian acara penyusunan Modul Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kecerdasan Artifisial (KKA) yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Rob Randall, seorang pakar pendidikan dari Australia, hadir sebagai narasumber utama untuk membahas konsep Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) dan implementasinya dalam sistem pendidikan.
Dalam pemaparannya, Rob Randall menekankan bahwa Deep Learning bukanlah konsep baru, tetapi merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman yang lebih mendalam
dan bermakna. Ia membedakan antara pembelajaran permukaan (surface learning) dan pembelajaran mendalam (deep learning).
Surface Learning: Siswa hanya menghafal fakta dan informasi tanpa memahami hubungan antar konsep.
Deep Learning: Siswa memahami suatu konsep secara menyeluruh, mampu menghubungkannya dengan pengetahuan lain, serta menerapkannya dalam berbagai situasi kehidupan nyata.
Menurut Randall, sistem pendidikan modern harus berfokus pada Deep Learning untuk menyiapkan generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan memiliki keterampilan memecahkan masalah.(Ring-o)