Jakarta, Agustus, Liputan Nusantara (LN). Dalam rangka pengumpulan dana Panti Asuhan Santo Yusup Sindang Laya, Robby Tjahja Winarka Ketua penyelengara Panti Asuhan Santo Yusup Golf Open Tournament di Sedayu Indo Golf – Pantai Indah Kapuk,yang akan diselengarakan pada Rabu 1 November 2023 yang akan datang,Kami mengajak para golfer kata Robby Tjahaya Winarki , menjadi donatur dan sponsor serta memanfaatkan.
“ Panti Asuhan Santo Yusup Golf Open Tournament” ini sebagai sarana olahraga untuk mempererat tali silahturahmi diantara para Golfer..Adapun Panti Asuhan Santo Yusup ( PASY) Sindang Laya yang berdiri tanggal 30 Desember 1947 oleh Pater Albuinus Kohler, OFM ini, untuk menampung anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan yang menampung hampir 300 orang anak yatim piatu dan anak-anak jalanan yang terdiri atas 80 % anak yatim piatu dan 20 % anak “titipan” yang dibagi atas: anak terlantar psikhis/psikologis, anak dari keluarga bermasalah / keluarga pecah / broken home yang estimasi biaya per bulan untuk masing-masing anak kurang lebih sekitar Rp 800.000,- Rp1.000.000.biaya hidup dan pendidikannya ditanggingborqngtu atau wali mereka.
Selain menyediakan tempat bernaung bagi anak jalanan yang dijaring dari emper toko di sekitar Jakarta, Panti Asuhan Santo Yusuf selanjutnya juga menerima anak asuh dari Asrama Susteran Bogor, Rumah Sakit Misi Lebak, Asrama Bruder Caritas Purworejo, dan anak dari daerah pedalaman Sukabumi Selatan yang terancam kehidupannya. Panti Asuhan Santo Yusuf Sindanglaya dikukuhkan melalui Akte Notaris H.J.J. Lammers di Bandung dengan nomor 166 tertanggal 25 Oktober 1949.Disamping itu, Pater CN. Vd. Laan OFM pernah menyampaikan gagasannya bahwa untuk membangun Panti Asuhan Santo Yusuf sebagai suatu “Monumen Kasih yang Hidup”, maka perlu pengabdian cinta dan menebar kasih secara nyata bagi segenap kaum papa dan anak bangsa yang terlantar tanpa pandang bulu. Gaya kotbahnya yang khas dan menarik serta tegur sapanya yang lembut telah menyentuh para dermawan untuk mengulurkan tangan kasih mereka untuk berperan serta mewujudkan gagasan “Monumen Kasih yang Hidup” tadi.
Pimpinan panti asuhan Santo Yusup Martinus Kowe OFM
Dana yang terhimpun dipergunakan untuk melengkapi sarana penunjang Panti Asuhan. Di samping sarana pendidikan SD Mardi Yuana serta Poliklinik Mardi Waluya yang telah ada, maka dibangun pula gedung SMP Mardi Yuana yang megah (selesai tahun 1980) untuk memindahkan SMP Mardi Yuana “Kandang Ayam” dari kompleks Pasturan Cipanas. Asrama putri yang telah dibangun pada tahun 1954 oleh Mgr. N. Geise, OFM diperluas dengan ruang belajar.
Demikian pula asrama putra menengah juga dipugar dan diperluas. Perjuangan dan pengabdian para Fransiskan dalam pergulatannya mengatasi berbagai kesulitan selama kurun waktu lebih dari setengah abad, telah menjadikan Panti Asuhan Santo Yusuf seperti yang terlihat pada kondisi saat ini; Selama lebih dari lima puluh tahun karya pengabdiannya, Panti Asuhan Santo Yusup Sindang laya telah menabur kasih diselq ilalalng derita yang pedih menyayat.Benih kasih yang tertanam pada kesadaran lubuk hati yang terbuka, telah tumbuh bersemi untuk membuahkan kepribadian yang teguh dan mandiri. Hal itu bukan hanya dirasakan oleh anak asuh, tetapi juga oleh para Pamongnya.
Disisi lain dewan penasehat Penyelenggara melalui Adharta Ongkosaputra mengatakan “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita…….” (2Kor 9:7-9) Karena anak-anak ini juga adalah anak-anak Allah dan masa depan bangsa. Semoga bapak, ibu, saudara/i dalam keadaan sehat dan selalu baik adanya.
Asuhan Santo Yusup adalah Panti asuhan yang telah berkiprah selama 76 tahun. Di tempat ini, anak-anak yatim piatu, anak dari keluarga pra-sejahtera, serta anak-anak lain pada umumnya dengan pelbagai latar belakang didampingi, diasuh, dan dididik. Harapannya adalah anak-anak memperoleh bantuan dalam proses pendidikan dan pendampingannya serta menjadi lebih baik pada hari depan mereka masing-masing. Anak-anak yang diasuh berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan latar belakang suku, budaya, agama yang beragam. Tentunya lanjut Adharta,menjalankan panti asuhan ini membutuhkan biaya yang tidak ringan. Biaya-biaya yang memberikan uluran tangan, yang memungkinkan panti ini berjalan baik; dan agar kebutuhan-kebutuhan rutin dan jangka panjang dapat dipenuhi. rutin dan jangka panjang dapat dipenuhi.(Ring-o)
Adharta Ongkosaputra bercandaria anak panti Asuhan santo Yusup