Seorang pemulung tengah mengangkut sisa-sisa sampah yang bisa dimanfaatkan di TPA Kaliori, Banyumas, Jateng. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia
Jakarta, Maret, LIputan Nusantara,(LN).Menyambung artikel yang tayang dimedia ini(LN), kemarin (Kamis,13 Maret) berjudul, “Pemerintah Menutup praktik 343 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) open dumping mulai Maret ’25 ini,“bahwa Open dumping adalah metode yang dinilai lebih banyak memberikan dampak negatif dan membahayakan.
Control landfill Metode control landfill lebih maju dibandingkan metode open dumping. Secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam pelaksanaannya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA. Metode control landfill baik untuk diterapkan di kota sedang dan kota kecil. Agar dapat melaksanakan metode ini dengan maksimal, diperlukan penyediaan beberapa fasilitas.
“Open Dumping” Sampah Harus Segera Ditinggalkan
Lokasi Hanggar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jateng. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia
Metode control landfill baik untuk diterapkan di kota sedang dan kota kecil. Agar dapat melaksanakan metode ini dengan maksimal, diperlukan
penyediaan beberapa fasilitas sebagai berikut:
- Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
- Saluran pengumpul lindi dan
- kolam penampungan
- Pos pengendalian operasional Fasilitas pengendalian gas metan
- Alat berat
Sanitary landfill.
Sanitary landfill adalah sistem pengolahan sampah menggunakan area tanah yang terbuka dan luas. Caranya adalah dengan membuat lubang, kemudian sampah dimasukkan ke lubang tersebut, dan terakhir sampah ditimbun dan dipadatkan. Pada metode ini, di atas timbunan sampah ditimbun sampah lagi hingga beberapa lapisan. Setelah itu, timbunan sampah ditutup dengan tanah setebal 60 cm atau lebih. Metode sanitary landfill merupakan metode standar yang banyak dipakai secara internasional. Penutupan sampah yang dilakukan setiap hari dapat meminimalkan potensi gangguan yang timbul. Sarana dan prasarana yang digunakan pada metode ini cukup mahal sehingga sejauh ini hanya dianjurkan untuk kota besar dan metropolitan.
Keuntungan Sanitary Landfill ( waste4change.com )
Metode ini dinilai paling efektif guna mengurangi pencemaran lingkungan meski belum banyak tempat pembuangan sampah yang menerapkan metode ini. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan sanitary landfill:
- Mengurangi pencemaran tanah. Dengan tanah lempung sebagai pelapis, air sampah atau air lindi tidak akan terserap langsung ke tanah sehingga akan mengurangi terjadinya pencemaran tanah yang dapat membahayakan lingkungan sekitar.
- Menghindari ledakan gas metana. Kejadian yang terjadi di TPA Leuwigajah pada 2005 yang akhirnya dikenal sebagai Hari Peduli Sampah Nasional menjadi momok masalah lingkungan yang ada. Dengan metode sanitary landfill, penggunaan pipa sebagai penyalur gas metana akan sangat menguntungkan sehingga menghindari terjadinya ledakan.
- Penghasil gas. Selain menghindari ledakan, pipa gas metana yang digunakan di tempat pembuangan sampah dapat menghasilkan gas yang berfungsi untuk bahan bakar penggerak turbin.
- Menambah nilai ekonomis dari sampah yang dihasilkan. Metode sanitary landfill tidak hanya membuat sampah terbuang begitu saja, namun terjadi pemilahan seperti yang telah dilakukan di TPA Talang Gulo dan TPA Tanjung Harapan. Dengan itu, akan terjadi pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sehingga, sampah yang telah dipilah akan dapat dikelola dengan baik dan menghasilkan produk yang bernilai.
Kerugian Sanitary Landfill
- Kurang bisa diaplikasikan di daerah dengan populasi padat. Karena ketersediaan lahannya yang sulit
- Apabila pengoperasiannya kurang tepat atau berjalan tidak semestinya, muncul dampak yang sama seperti metode open dumping
Agar dapat berjalan optimal, ada banyak hal yang harus diperhatikan dari pembuatan sanitary landfill. Pengelolaan dan pengoperasiannya pun mesti dijalankan sebagaimana mestinya. Masyarakat dapat turut membantu dengan mengurangi sampah berakhir di TPA sehingga dapat terwujud lingkungan bersih.
Menurut SIPSN pun, tidak semua kota pada tiap-tiap provinsi di Indonesia melakukan pemilahan sampah. Data menyebutkan Kota Tangerang menjadi salah satu kota yang memilah sampahnya walaupun belum menyeluruh dan optimal. Sepanjang 2024, sebanyak 462.66 ton sampah sisa makanan dan 156.17 ton sampah plastik dihasilkan Kota Tangerang Selatan. Dan hanya 265,428 ton saja yang mendapatkan penanganan.
Sampah yang dibiarkan menumpuk tanpa pengelolaan yang tepat dapat membawa berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.
Berikut beberapa bahaya yang dapat timbul akibat penumpukan sampah:
- Meningkatkan Risiko Penyakit
- Mencemari Lingkungan
- Memicu Perubahan Iklim
- Meningkatkan Risiko Bencana Alam
- Menurunkan Kualitas Hidup
Melalui layanan Reduce Waste to Landfill, pemilik bisnis dan institusi dapat berpartisipasi menghadirkan jasa angkut sampah bertanggung jawab. Sampah akan dipilah, didaur ulang, ditangani secara mendetail sehingga hanya sedikit saja residu yang berakhir dikirim ke TPA. Layanan ini telah tersedia di 21 kota di Indonesia. Beberapa klien yang telah menggunakan layanan ini adalah Binus School Bekasi, Restoran Mang Kabayan, dan Wisma Barito. Informasi lebih lengkap mengenai layanan RWTL dapat diakses melalui laman ini.(Ring-o)