Home / Banten / Daerah / Tangerang

Sabtu, 22 Februari 2025 - 02:18 WIB

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Himbau Masyarakat Waspada terhadap penyakit leptospirosis

Kota Tangerang,Liputannusantara.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis atau yang kita kenal dengan infeksi air kencing tikus.

Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menyatakan, ketika musim hujan seperti saat ini, risiko penyebaran leptospirosis pun meningkat lebih cepat. Sebab, air kencing tikus ini akan mengkontaminasi air banjir ke sejumlah media. Seperti tanah, makanan, maupun benda-benda lain di sekitar tempat tinggal.

“Adapun penularannya melalui kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi. Selama musim hujan ini, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit leptospirosis. Karena berpotensi terjangkit penyakit tersebut terlebih pada wilayah rawan banjir,” ungkap dr. Dini, Jumat (21/2/25).

Ia menjelaskan, penularan penyakit leptospirosis rata-rata tujuh sampai sepuluh hari sebelum timbulnya gejala klinis. Adapun gejala yang timbul dari penyakit tersebut antara lain demam, nyeri kepala dan otot, batuk dengan atau tanpa darah hingga pendarahan.

“Terdapat beberapa kelompok yang berisiko tertular leptospirosis, yaitu korban banjir, petani, peternak, pekerja rumah pemotongan hewan dan pembersih selokan,” katanya.

Sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, kata dr. Dini pengendalian tikus dengan memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.

Baca Juga  Laksanakan Kegiatan Checking, Upaya Lapas Tabanan Cegah Gangguan Kamtib

“Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi. Untuk pengobatannya, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dalam tujuh hari. Kalau kondisi berat, silakan melakukan pemeriksaan ke puskesmas agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri,” jelasnya.Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis atau yang kita kenal dengan infeksi air kencing tikus.

Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menyatakan, ketika musim hujan seperti saat ini, risiko penyebaran leptospirosis pun meningkat lebih cepat. Sebab, air kencing tikus ini akan mengkontaminasi air banjir ke sejumlah media. Seperti tanah, makanan, maupun benda-benda lain di sekitar tempat tinggal.

Ia menjelaskan, penularan penyakit leptospirosis rata-rata tujuh sampai sepuluh hari sebelum timbulnya gejala klinis. Adapun gejala yang timbul dari penyakit tersebut antara lain demam, nyeri kepala dan otot, batuk dengan atau tanpa darah hingga pendarahan.

“Terdapat beberapa kelompok yang berisiko tertular leptospirosis, yaitu korban banjir, petani, peternak, pekerja rumah pemotongan hewan dan pembersih selokan,” katanya.

Sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, kata dr. Dini pengendalian tikus dengan memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.

Baca Juga  Polresta Banyuwangi Gelar Patroli Sambang ke Lapas Banyuwangi, Sinergi Tingkatkan Kondusifitas Keamanan

“Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi. Untuk pengobatannya, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dalam tujuh hari. Kalau kondisi berat, silakan melakukan pemeriksaan ke puskesmas agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri,” jelasnya.Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis atau yang kita kenal dengan infeksi air kencing tikus.

Sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, kata dr. Dini pengendalian tikus dengan memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.

“Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi. Untuk pengobatannya, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dalam tujuh hari. Kalau kondisi berat, silakan melakukan pemeriksaan ke puskesmas agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri,” jelasnya.

Rae&team

Share :

Baca Juga

Daerah

Polres Soppeng Beri Klarifikasi tentang Lokasi Tambang Galian C di Samping Kantor*

Daerah

Bupati Humbahas Gandeng Pelaku Usaha Wujudkan Sinergi Dalam Pembangunan.

Tangerang

Diskominfo Tangsel Buka Layanan Aduan untuk Gangguan Wifi Publik Gratis

Banten

Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Berhasil Ditangkap Ditreskrimsus Polda Banten*

Daerah

Penyaluran Honor Guru Ngaji di Desa Kresikan, Tulungagung

Daerah

Lapas Banyuwangi Bangun Sinergi dengan Kodim 0825 Banyuwangi untuk Sukseskan Program Ketahanan Pangan

Daerah

Bupati Dan Wakil Bupati Humbang Hasundutan Hadiri Pesta Dedikasi Gereja Katolik St. Fidelis Doloksanggul.

Daerah

Giat Ramadhan PSI Kota Tangerang

Contact Us