Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo (tengah) dan rombongan disambut di Kring St. Yohanes Pemandi. (Foto: Dok. Komsos KAJ)
Jakarta, Desember,Liputan Nusantara(LN), Sepekan lalu, Kardinal Ignatius Suharyo mengunjungi umat di Gereja Maria Menerima Kabar Gembira, Paroki Bomomani, Keuskupan Timika, Papua, Rabu, 2/06 – Rabu, 9/06/. Kardinal Ignatius Suharyo datang berkunjung ditemani oleh Ekonom Keuskupan Agung Jakarta ( KAJ) Romo Adrianus Steve Winarto, Ketua Komisi Komsos KAJ Romo Reynaldo Antoni Haryanto dan Kepala Paroki Santa Maria Regina, Bintaro, Romo Kristoforus Lucky Nikasius yang pernah menjalani tugas pastoral pertama di Paroki Bomomani.(dilansir dari HidupKatolik.com ).
Menyambut Sang “Bebeubi” Kardinal Suharyo di Bomomani.
Didampingi umat Papua,Kardinal Suharyo mengunjungi Stasi Amaikebo,wilayah tertinggi Paroki Bomomani Keuskupan Timika
Umat Bomomani merasa sangat gembira setiap kali mendapatkan kesempatan kunjungan Kardinal. Bahkan, mereka sampai memberikan “nama panggilan” dalam Bahasa Mee kepada Kardinal dengan sebutan “Bebeubi”.
Menurut penuturan Romo Joseph Biondi Mattovano, Pr dari Bomomani, Papua terik matahari tak menyurutkan semangat mama-mama (baca: ibu-ibu), sejumlah umat, dan komunitas misi domestik Nabire yang akan menyambut kedatangan Bapa Kardinal Ignatius Suharyo di Bandara Douw Aturure, Nabire. Pesawat yang dijadwalkan tiba pukul 10.55 WIT, Kamis, 3/6/2021, sempat mengalami keterlembatan di Jayapura karena kendala teknis. Akhirnya, pesawat baru mendarat pada pukul 13.15 WIT. Tari-tarian mama-mama menyambut kedatangan Bapa Kardinal bersama tiga romo dari Jakarta, Romo Reynaldo Antoni, Pr; Romo Steve Winarto, Pr, dan Romo Lucky Nikasius, Pr. Penyambutan kedatangan rombongan diakhiri dengan makan siang bersama di Susteran Meryam AK (Abdi Kristus). Seusai makan siang, rombongan langsung berangkat menuju Paroki Bomomani dengan jalur darat selama kurang lebih lima jam.
Perjalanan mendaki ke stasi di atas gunung, Stasi St. Veronika, Amaikebo; Ignatius Kardinal Suharyo (memegang tongkat) (Foto: Dok Komsos KAJ)
Kunjungan Bapa Kardinal Suharyo, yang pernah menjadi uskup ko-konsekrator dalam pentahbisan Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M., bersama Mgr. Hubertus Leteng ini 2 Februari 2014 , sementara Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M. menjadi penahbis utama. ke tanah Papua merupakan kunjungan rutin dalam rangka mengunjungi imam-imam Keuskupan Agung Jakarta ( KAJ) yang diutus menjalani misi domestik KAJ di Paroki Maria Menerima Kabar Gembira, Bomomani.
“Gereja tanpa misi berarti mati.” Itulah yang selalu diungkapkan oleh Bapa Kardinal. Salah satu wajah misi dari KAK adalah pelayanan di Bomomani. Saat ini dua imam diosesan KAJ yang diutus adalah Romo Vinsensius Rosihan Arifin, Pr sebagai Pastor Paroki dan Romo Joseph Biondi Mattovano, Pr sebagai Pastor Rekan
Umat Bomomani merasa sangat gembira setiap kali mendapatkan kesempatan kunjungan dari Bapa Kardinal. Bahkan, mereka sampai memberikan “nama panggilan” dalam Bahasa Mee.
Kardinal Suharyo menerima persembahan seekor ayam jago dari umat. (Foto: Dok. Komsos KAJ)
Paroki yang terletak di Jl. Trans Nabire-Enarotali Km 183, Bomomani, Distrik Mapia – Kabupaten Dogiyai ini merupakan paroki misi domestik KAJ. Secara administratif, Desa Bomomani sendiri adalah salah satu dari tujuh desa yang ada di Distrik Mapia. Pusat Paroki Bomomani memiliki tiga wilayah terletak di wilayah dua. Di wilayah ini, istilah yang dipakai bukanlah stasi, melainkan kring (lingkungan).
Kardinal Suharyo (tumpang tangan dikepala anak) mendoakan anak di Stasi Obaikagopa. (Foto: Dok Komsos KAJ)
Mengutip tulisan yang diunggah di akun Instagram @komsoskaj oleh Ketua Komisi Komsos KAJ Romo Reynaldo Antoni Haryanto, akrab disapa Romo Aldo, selain mengunjungi dua imam KAJ yang berkarya di Papua, Kardinal Suharyo juga mengujungi 7 stasi, dari yang terjauh (40 km dr paroki) sampai yang tertinggi (1800 mdpl). Ia memberi pesan, mendoakan dan memberkati umat yang berkumpul di masing-masing stasi. Ia juga mengunjungi ke-5 Kring (lingkungan) yg berada di wilayah paroki Pusat. Selain itu, Kardinal juga menerimakan Sakramen Krisma kepada 63 umat Paroki di Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Menurut Romo Aldo, kunjungan ini juga menandakan bahwa di Papua selalu diperhatikan, dikasihi dan dicintai. “Mari kita juga mendoakan Bapak Kardinal agar selalu sehat, juga mendoakan agar karya misi domestik KAJ di Papua selalu bertumbuh memberikan perhatian pada pendidikan dan kesehatan saudara-saudari kita di pedalaman Papua,” ajak Romo Aldo.
Di usianya yang sudah banyak ((71-/+), Bapa Kardinal Suharyo yang pernah menjadi Guru Besar bidang teologi Universitas Sanata Dharma(2004) ini , di Yogyakarta , tetap membulatkan tekad dan niatnya untuk mengunjungi umat di Stase Amaikebo pada hari Selasa, 8 Juni 2021. Stase Amaikebo ini merupakan stase tertinggi di atas gunung (sekitar 1800 mdpl) dan stase terjauh dari Paroki Bomomani karena hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pengalaman kunjungan ke Stase Amaikebo menjadi pengalaman kali kedua bagi Bapa Kardinal, sebelumnya tahun 2017 sudah pernah ke stase ini.
Perjalanan naik gunung ditempuh sekitar dua jam dengan cuaca berawan yang sangat mendung. Menjelang Misa berakhir, hujan deras mengguyur stase dengan nama pelindung St. Veronika ini. Seusai mengisi tenaga dengan makan bersama umat stase yang tidak lebih dari 7 KK ini, Bapa Kardinal pelan-pelan berjalan turun sambil dibantu oleh beberapa umat yang ia cintai. Medan yang terjal, licin, dan berlumpur karena hujan tidak menyurutkan semangat Bapa Kardinal dan para romo untuk melayani umat stase di atas gunung ini. Bapa Kardinal selalu mengungkap kegembiraannya setiap kali mengunjungi Paroki Bomomani karena selalu ada pengalaman baru baginya. Pengalaman baru kunjungan kali ini, selain pemberkatan gereja stase yang baru, Bapa Kardinal Suharyo yang juga pernah menjadi menjadi Direktur Program Pascasarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan sempat menjadi Ketua Konsorsium Yayasan Driyarkara pada 1997. Bapa Kardinal selalu mengungkap kegembiraannya setiap kali mengunjungi Paroki Bomomani karena selalu ada pengalaman baru baginya. Pengalaman baru kunjungan kali ini, selain pemberkatan gereja stase yang baru selalu ada pengalaman baru baginya. Pengalaman baru kunjungan kali ini, selain pemberkatan gereja stase yang baru, Bapa Kardinal turun gunung dengan berkotor-kotor ria bersama umat Bomomani yang ia kasihi. turun gunung dengan berkotor-kotor ria bersama umat Bomomani yang ia kasihi.
Bapa Kardinal dan para romo mengakhiri kunjungan pastoral ini dengan terbang dari Waghete menuju Timika menggunakan pesawat AMA. Sebelum kembali ke Jakarta, ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke Katedral Timika dan bertemu Pastor Administrator Keuskupan Timika, Marthen Kuayo, Pr pada hari Kamis, 10 Juni 2021.(Ring-o)