Tangerang,Liputannusantara.id-Gereja POUK Maranatha melaksanakan ibadah raya dengan penuh sukacita untuk menyambut kedatangan Sang Juru Selamat. Dalam momen yang berharga ini, Firman Tuhan disampaikan oleh Bapak Pendeta Dr. Ferdinan Sth, yang mengangkat topik dari Yohanes 4:1-30, “Percakapan dengan Perempuan Samaria.”
Makna Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria
Dalam Yohanes 4:1-30, kisah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria memberikan pelajaran mendalam tentang kasih, penerimaan, dan misi penginjilan. Meski perempuan Samaria dianggap rendah oleh masyarakat Yahudi pada zaman itu, Yesus menunjukkan teladan bagaimana berkomunikasi tanpa diskriminasi. Firman ini menekankan bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakangnya, layak menerima kasih karunia Allah.
Bapak Pendeta Dr. Ferdinan Sth mengajak jemaat untuk merenungkan dua hal utama dari perikop ini:
1. Cara Melayani dengan Kasih
Yesus memulai percakapan dengan cara yang sederhana, yaitu meminta air. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pelayanan harus dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana, tetapi dilakukan dengan kasih yang tulus.
2. Keberanian untuk Menginjili
Menginjili orang yang belum mengenal Tuhan seringkali penuh tantangan. Sama seperti perempuan Samaria yang awalnya skeptis terhadap Yesus, demikian pula banyak orang yang belum memahami keselamatan dalam Yesus Kristus. Pendeta Ferdinan menegaskan bahwa kita harus tetap sabar, rendah hati, dan bijaksana dalam menyampaikan kebenaran Firman Tuhan.
Tantangan dalam Pelayanan dan Penginjilan
Dalam pelayanan, kita menghadapi berbagai tantangan, seperti:
Perbedaan Budaya dan Latar Belakang
Sama seperti perempuan Samaria yang memiliki latar belakang berbeda dari Yesus, kita sering kali menemukan perbedaan yang dapat menjadi hambatan. Namun, kasih Kristus harus menjadi jembatan yang mengatasi perbedaan tersebut.
Penolakan dan Ketidakpercayaan
Tidak semua orang langsung menerima kabar keselamatan. Beberapa mungkin menolak, meragukan, atau bahkan mengabaikan. Namun, kita diajak untuk tidak menyerah, sebab Firman Tuhan tidak pernah kembali sia-sia.
Kebutuhan Akan Ketulusan dan Kerendahan Hati
Pelayanan tidak dapat dilakukan dengan motivasi yang salah. Yesus menunjukkan bahwa melayani harus berdasarkan kasih yang tulus dan hati yang rendah.
Panggilan untuk Jemaat
Melalui khotbah ini, jemaat Gereja POUK Maranatha diajak untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Setiap orang dipanggil untuk terlibat dalam pelayanan dan penginjilan, mulai dari lingkungan terdekat. Bapak Pendeta Dr. Ferdinan mengingatkan bahwa pelayanan bukan hanya tugas pendeta, tetapi tanggung jawab setiap orang percaya.
Menutup khotbahnya, beliau mengutip Yohanes 4:14:
“Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya, air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
Marilah kita terus menyebarkan kabar baik ini dengan semangat dan kasih Kristus, sehingga semakin banyak orang dapat mengenal Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat mereka.
Tuhan memberkati.
Marbun