Home / Jakarta

Jumat, 21 Februari 2025 - 20:26 WIB

“Ekopraksis dalam Kehidupan Sehari-hari   : Weinar Laudato si Indonesia , Kamis 20 Februari ‘25”

Prof.Dr,Romo Martin Harun, OFM. Narsa sumber Webinar.

Jakarta, Februari, Liputan Nusantara(LN). Nilai Praksis adalah nilai yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata. Dengan demikian, nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental.

Nilai Praksis Adalah Perilaku Nyata Masyarakat, Contoh dari nilai praksis bisa berupa sikap menghormati orang lain dengan cara mendengarkan dan memahami pandangan mereka, mempraktikkan kejujuran dalam segala tindakan, menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan dalam interaksi sehari-hari, serta mengutamakan kepedulian dan empati terhadap orang lain.

Suster Vincentia, HK, Koordinator sektor Pendidikan Laudato Si Indonesia sebagai Modertor dalam Webinar bertema” Ekopraksis dalamkehidupan sehari-hari

Daloam Webinar yang diselengarakan Laudato Si Indonesia  Kamis 20 Februari 2025, Romo Prof.Dr,Martin Harun, OFM, sebagai nara sumber  dalam paparannya,yang bertema “Ekopraksis dalam Kehidupan Sehari-hari” mengatakan empat  hal dari Outlinenya antara lain :

  1. TANPA HAL MENDASAR TAKKAN BERKEMBANG PRAKSIS.

Romo menjelaskan bahwa, Laudato Si’ tak banyak bicara tentang ekopraksis sehari-hari,

tetapi tentang hal-hal mendasar yang bisa mendorong orang ke ekopraksis, ke arah sikap dan tindakan peduli lingkungan yang mendasar  yaitu,

* Pemahaman krisis ekologis: aneka gejala, proses degradasi bumi (yang dalam bukunya terdapat

dalan bab 1)

* Kesadaran akan akarnya terdalam: manusia, sifat kegiatannya (bab 3)

* Pemahaman bahwa ekologi integral mencakup semua aspek kehidupan dan  kegiatan masyarakat

manusia (bab 4),

* Menemukan tindakan yang efektif dan adil melalui dialog yang melibatkan semua di segala bidang

dan tingkatan (bab 5)

* Menggali motivasi iman demi komitmen ekologis (bab 2).

 

Suster Vincentia HK, mengkampanyekan jaga kebersihan,hemat listrik,tanam pohon,hindari penggunaan plastik bersama siswa SD Xaverius Bandar Lampung.

Namun,lanjut room Martin , LS menunjukkan implikasi praktis pula. Pada penjelasan hal mendasar selalu juga disinggung langkah-langkah yang diperlukan untuk pelestarian / pemulihan lingkungan alam, dan sudah dilakukan oleh sebagian orang / gerakan yang peduli.

Contoh paling konkret adalah kalimat dalam LS 211 ini:

Pendidikan ekologis dapat mendorong berbagai perilaku yang memiliki dampak langsung untuk pelestarian lingkungan, seperti:

* menghindari penggunaan plastik dan kertas, memilah sampah; memasak secukupnya saja untuk dimakan; mengurangi penggunaan air, menghemat listrik;  menggunakan transportasi umum; satu kendaraan bersama beberapa orang lain; menanam pohon; memperlakukan makhluk hidup lain dengan baik. Tetapi, juga ada pengamatan realistis seperti ini:

“Orang-orang muda memiliki kepekaan ekologis baru dan semangat yang murah hati, dan beberapa dari mereka membuat upaya mengagumkan untuk melindungi lingkungan hidup; tetapi mereka yang dibesarkan dalam lingkunga yang konsumeris dan sangat sejahtera,

Baca Juga  Gudang Solar Ilegal di Wilayah Pulogadung Jakarta Timur Terbongkar

Sebagian sekolah sudah membuktikan peran dan hasilnya pendidikan ekologis.

* Ekologi sudah menjadi bagian nyata dari kurikulum.

* Pelajaran ekologi disertai latihan praktis.

* Keluarga siswa dilibatkan

* Untuk retret/study tour dicari tempat yang beri pengalaman ekologis.

Disamping hal tersebut diatas, Romo Martin Harun juga menyampaikan bahwa,

 

  1. MEMINJAM MODEL SIKLUS PEMBINAAN AGAMA-AGAMA DUNIA

Agama-agama dunia memiliki cara pembinaan umat sepanjang tahun,

sepanjang umur, dengan menggelarkan siklus tahunan hari-hari raya dan

peringatan yang diulang dari tahun ke tahun.

Melalui perayaan dan peringatan dari tahun ke tahun, keyakinan iman dan

praktik kehidupan berumat terus dibina, ditingkatkan.

Lebih lanjut  Romo Martin, menyampaikan dalam paparannya, bahwa Memajukan isu, nilai, kelompok, aktivitas esensial Organisasi (inter)nasional atau swasta memilih tanggal bersejarah, tanggal peristiwa krusial yang lampau (tgl berdiri, bencana, hut tokoh), untuk mendorong masyarakat luas berpartisipasi dalam apa yang disebut sebuah “kegembiraan atau kecemasan manusia zaman ini” (bdk. LG 1). Pada hari tahunan itu didorong kesadaran dan tindakan bersama berkaitan

dengan misalnya

* Nilai-nilai yang menyangkut kita bersama (keadilan, damai, dlsb),

* Masalah-masalah yang perlu diatasi bersama (perdagangan manusia / organnya, diskriminasi rasial,

dlsb)

* kategori orang (sakit tertentu, OBK, profesi.)

* bidang esensial untuk masyarakat (pendidikan, pers, penghakiman, dlsb)

 

III.          ITULAH TERCERMIN DALAM BENTUK BUKU EKOPRAKSIS,

yang ditulisnya sendiri oleh Prof.Dr. Martin Harun  yang berjudul  “Ekopraksis sepanjang tahun, 52 langkah merawat bumi”

Selanjutnya Romo Martin membicarakan kalender ekologis antara lain :

 

04/2 /’25 Hari Internasional Persaudaraan ( telah dipublikasikan di Liputan Nusantara (LN).

21/2  Hari Peduli Sampah Nasional KLHK (telah dipublikasi di Liputan Nusantara.

08/3   Hari Perempuan Internasional PBB, (atau lebih baik hari Perempuan  nasional }

22/3 Hari Air Sedunia PBB, KLHK; urgen Jawa, NTT

06/4  Hari Nelayan Nasional Penting bagi ekologi negeri

26/4  Hari Kesiapsiagaan Bencana BNPB (atau Hari Pengurangan Risiko)

03/5  Hari Surya Internasional ISES; EBT

22/5  Hari Keanekaragaman Hayati PBB, KLHK; LS

24/5  Hari Ensiklik Laudato Si bagi Gerakan LSI

05/6  Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB (sejak 1974, setelah Konferensi LH pertama, Stockholm),

KLKH

21/6  Hari Krida Pertanian Untuk ketahanan pangan local

02/7  Hari Kelautan Nasional Menjaga ekosistem laut kita

26/7  Hari Konservasi Ekosistem Hutan Bakau Sedunia

09/8  Hari Internasional Masyarakat Adat Dunia PBB, (apakah cukup dilindungi pemerintah dan

undang2 kita)?

01/9  Hari Doa Sedunia untuk Pemeliharaan Ciptaan Oleh segenap umat Kristiani

Baca Juga  Proyek Strategis Nasional (PSN), Kerap Disindir Publik Sebagai Proyek Sengsara Nasional,Mengapa" ?

07/9  Hari Udara Bersih Sedunia Masalah semua metropolitan

16/9  Pelestarian Lapisan Ozon KLHK

21/9  Hari Zero Emisi Sedunia Target tahun 2050

04/10  Hari Fransiskus Assisi Akhir Masa Penciptaan !!

13/10 Hari Pengurangan Risiko Bencana Sedunia

 

16/10  Hari Pangan Sedunia PBB, FAO, KLHK

05/11  Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional KLHK

21/11 Hari perikanan (nasional dan sedunia)

24/11 Hari Evolusi Caranya Allah mencipta

28/11  Hari Menanam Pohon Indonesia

4/12  Hari Konservasi kehidupan liar Sedunia PBB, KLHK (bdk.03/03 worl wildlife)

5/12  Hari Tanah Sedunia PBB;

10/12  Hari Hak-Hak Asisi Manusia Sedunia PBB; mudah dilanggar pemerintah otoriter.

11/12  Hari Gunung Internasional PBB; rentan di bencana iklim

 

 

  1. SUMBANGAN KECIL YANG BERKONTRIBUSI BESAR

Terakhir dari 4 oitline paparan Prof.Dr.romo Martin Harun  adalah : Sumbangan Kecil Yang Berkontribusi Besar.

Selanjutnya, Martin Harun mengatakan bahwa Dalam Laudate Deum Bab 6, Paus Fransiskus mengundang semua orang

untuk mengambil bagian dalam jalan rekonsiliasi dengan bumi yang merupakan rumah kita bersama.

Memperkaya bumi dengan sumbangan masing2 menandai

  1. martabat pribadi dan nilai-nilai luhur kita. Namun, pada saat yang sama, kita perlu menyadari

bahwa solusi yang paling efektif dan menentukan tidak akan datang dari upaya individual dan komunal saja, namun terutama dari keputusan besar dalam politik

 

  1. hal sekecil apapun dapat membantu, menghindari kenaikan suhu global. Biar sebesar sepersepuluh derajat saja, itu sudah cukup untuk mencegah penderitaan banyak orang.

Namun, yang lebih penting lagi adalah sesuat  yang kurang bersifat kuantitatif. Perlu diingat bahwa.

 

  1. tidak ada perubahan yang bertahan lama tanpa perubahan budaya, tanpa pematangan gaya hidup dan keyakinan sosial, dan tidak ada perubahan budaya tanpa perubahan pada pribadi manusia. (LD 70) Upaya banyak keluarga untuk mengurangi sampah dan mengonsumsi dengan bijak menciptakan budaya baru. Dengan mengubah saja kebiasaan pribadi keluarga, dan masyarakat

 

  1. ditanamkan keprihatinan dalam diri kita terhadap tanggung jawab sector politik yang tidak terpenuhi dan kemarahan atas ketidakpedulian pihak yang berkuasa. Maka, mari kita sadari bahwa meskipun hal ini tidak serta merta menghasilkan dampak yang signifikan dari sudut pandang kuantitatif, hal ini berkontribusi dalam mewujudkan proses transformasi besar yang

muncul dari dalam masyarakat.

Demikian pemaparan Romo Prof.Dr.Martin Harun OFM, dalam Webinar bertema “ Ekopraksis Dalam Kehidupan sehari-hari, Kamis 20, Februari yang dimoderatori, Suster Vincentia,HK, Koordinator sektor Pendidikan Laudato Si Indonesia.( Ringo)

Share :

Baca Juga

Jakarta

Apa Arti Rabu Abu Bagi Umat Katolik?

Jakarta

“Gerakan Laudato Si Menyambut Direktur Eksekutif Baru “

Jakarta

Proyek Strategis Nasional (PSN), Kerap Disindir Publik Sebagai Proyek Sengsara Nasional,Mengapa” ?

Jakarta

Pengusuran lahan di Sikka.

Jakarta

“Perempuan Penjaga Alam”

Jakarta

‘Mengenal Metode Sanitary Landfill, Keuntungan dan Kerugiannya

Jakarta

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 “

Jakarta

“Sinergi Antara Pengetahuan Disiplin, Pengetahuan Subjek, dan Pengetahuan Pemecahan Masalah Untuk Pertumbuhan, Kemajuan Serta  Keberlanjutan Koperasi.”

Contact Us