Home / Metropolitan

Jumat, 13 Desember 2024 - 13:28 WIB

Ekologi Politik Kualitas Air

Pemprov DKI Jakarta: Optimis Mewujudkan Ketersediaan Air Bersih di Kota Jakarta

Jakarta, Desember, Lputan Nusantara(LN), Wolf menyebut bahwa ekologi politik itu adalah suatu cara untuk mengungkap peran penting sebuah peraturan atau hukum yang menentukan “siapa memiliki apa” dalam mengatur akses terhadap sumber daya alam yang terbatas.Dec 15, 2022.

Antropolog bernama Eric Wolf mempopulerkan istilah ekologi politik dalam banyak studinya tentang petani di Amerika Latin. Wolf menyebut bahwa ekologi politik itu adalah suatu cara untuk mengungkap peran penting sebuah peraturan atau hukum yang menentukan “siapa memiliki apa” dalam mengatur akses terhadap sumber daya alam yang terbatas.

Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia.

 

Siswa Tarakanita turut menjaga kwalitas air  menjaga kehidupan

Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih dari hari ke hari atau yang terkenal dengan istilah krisis air. Krisis air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah.  Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperebutkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.

Sebagaimana saya (Ringo) Kabiro Liputan Nusantara DKI Jakarta, mengangkat sebuah artikel di media ini (LN) edisi Maret  ’24 dibawaj judul “Peringatan  Hari Air  Sedunia, 22 Maret”, Disitu saya jelaskan  bahwa Perayaan Hari Air Sedunia atau World Water Day pertama kali diumumkan PBB pada 1992. Sejak itu, perayaan ini diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda, bertujuan untuk mengedukasi dan membangun kesadaran akan isu-isu air di seluruh dunia. Sejarah Hari Air Sedunia bermula dari Konferensi Bumi atau United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil dilansir dari Harian Disway.

Baca Juga  Judul "Sampah Dikalangan Pelajar" ?

Pak Lukas selalu total dan kontekstual dalam mengajarkan nilai-nilai kepedulian lingkungan hidup kepada peserta didiknya SD Kanisius Mlese. Sangat menginspirasi.

Dalam konferensi ini, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 22 Maret 1993 sebagai Hari Air Sedunia yang pertama. Resolusi Nomor 147/1993 secara resmi meresmikan perayaan tersebut. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh banyak orang adalah sulitnya akses terhadap air bersih. Dalam konteks ini, Hari Air Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan krisis air yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia.

 

Data menunjukkan bahwa ada sekitar 2,2 miliar orang yang masih hidup tanpa akses terhadap air bersih. Oleh karena itu, fokus utama Hari Air Sedunia adalah untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu memastikan ketersediaan air bersih dan sanitasi untuk semua orang pada tahun 2030. Dengan menggarisbawahi pentingnya isu ini, diharapkan akan tercipta upaya kolaboratif yang lebih besar dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang cukup terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.

Bertepatan dengan Hari Air Sedunia 2024, tema yang diusung dalam perayaan tahun ini adalah “Leveraging Water for Peace” atau Memanfaatkan Air untuk Perdamaian.

PBB ingin menyoroti peran penting kerja sama lintas batas dalam mempromosikan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, PBB telah menjadwalkan serangkaian acara penting. Salah satunya adalah acara utama yang akan diadakan di kantor pusat UNESCO di Paris.

Tidak hanya di Paris, berbagai negara anggota PBB juga akan menyelenggarakan acara-acara khusus untuk merayakan Hari Air Sedunia.

 

Pemprov DKI Jakarta: Optimis Mewujudkan Ketersediaan Air Bersih di Kota Jakarta

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan Webinar Bicara Kota 2024 Series ke-7 yang mengusung tema “Jakarta Krisis Air Bersih? Masa Sih?” dengan membahas penanganan terhadap permasalahan dan isu strategis pembangunan kota Jakarta dengan berfokus kepada manajemen distribusi air di Jakarta, pada Selasa (13/08).

Baca Juga  Urgensi Pertobatan Ekologis untuk Alam yang Lebih Baik

Webinar ini menghadirkan empat orang narasumber yang ahli pada bidangnya masing-masing, 1) Evi Anggraheni selaku Dosen Teknik Sipil Universitas Indonesia, 2) Elisabeth Tarigan selaku Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku, dan Penyediaan Air Bersih Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta, 3) Allen Kurniawan selaku Pendidik dan Dosen Teknik Lingkungan Institut Pertanian Bogor, dan 4) Syahrul selaku Direktur Pelayanan PAM JAYA.

Indonesia memiliki 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalami krisis. Maka, perlu adanya sistem air perkotaan sehingga antara satu wilayah sungai dapat saling membantu wilayah sungai lain.

Menurut Evi Anggraheni, Kota Jakarta kebutuhannya tidak hanya dicukupi oleh wilayahnya sendiri, maka dibutuhkan kerjasama antar stakeholder untuk memonitoring tata kelola, kondisi penggunaan air dan regulasi penyediaan air, karena air merupakan tanggung jawab bersama.

“Jakarta sudah memiliki banyak instalasi pengelolaan air seperti, desalinasi, membangun IPA di kawasan yang memiliki beberapa instalasi pengolahan, Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yaitu unit sistem merubah air laut menjadi air bersih berkualitas air minum yang sudah diterapkan di wilayah Kepulauan Seribu, dan air dari pelayanan perpipaan,” Ujar Elisabeth Tarigan.

Menurut Guru Besar Teknik Penyehatan Lingkungan UNESA, Prof. Dr. Erina Rahmadyanti, M.T., kelangkaan air tersebut merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia. Karena itu, perlu jadi perhatian semua kalangan. Hari Air Sedunia, 22 Maret 2022 ini harus menjadi momentum untuk memupuk kesadaran bersama dalam memandang, memanfaatkan dan menyikapi ketersediaan air. Apalagi peringatan Hari Air Sedunia tahun ini mengusung tema “Air Tanah, Membuat yang tak Terlihat Menjadi Terlihat” yang secara tidak langsung mengajak untuk melindungi air tanah dari eksploitasi yang semakin berlebihan. “Ini ancaman serius dan menjadi perhatian dunia,”tutupnya. (Ring-o).

Share :

Baca Juga

Metropolitan

Pernas III 24- 27 Oktober  2024 , di Rumah Retret Ngison Nando di Kalianda, Lampung Selatan telah Selesai.

Metropolitan

Retribusi pelayanan Kebersihan Akan Diberlakukan per 1 Januari 2025

Metropolitan

“Program Percepatan Stunting Anak (PPSA) Timor Tengah Utara NTT”

Metropolitan

Siaran Pers Respon Bersama Jaringan Caritas Indonesia untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Metropolitan

Membangun Kesadaran  LIingkungan  Melalui Gerakan  Datektif Sampah di Sekolah

Metropolitan

 “Ekologi Sufisme- Dimensi Spiriual Ekologi Islam”

Metropolitan

Pernyataan  Menteri Kehutanan RI : Akan Membuka 20 juta Hektare Hutan Untuk Kepentingan Energi dan Pangan” ?

Metropolitan

Betapa pentingnya Menanam Pohon dan Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Contact Us