Home / Tangerang

Kamis, 23 Januari 2025 - 22:43 WIB

 Dampak Dan Bahaya Pagar Laut Tangerang Terhadap Lingkungan

Deretan ribuan bambu terpancang di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025). Bambu ini untuk pembangunan alur pelabuhan.(ACHMAD NASRUDIN YAHYA)

Jakarta, Januari,Liputan Nusantara (LN), dalam WhattApp Grup  Laudato Si Indonesia  Rabu 22 Jan ’25 Suster Vincentia,HK menuliskan bahwa TNI dan Nelayan sibuk nenbongkar Pagar Laut, Sementara yang memagarnya , tenang-tenang saja. Mungkin juga ketawa Ketika melihat  lewat TV  pembongkaran  itu kata Sr.Vincentia Koordinator Sektor Pendidikan Laudato Si Indonesia. Pertanyaan saya lanjutnya, bambu yang dicabut  itu  dikemanakan ya? Begitu sajakah  dihanyutkan  ke laut bambu  yang beratnya puluhan ton itu ? Ada ikan Lumba-lumba mati tersankut di pagar tersebut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyegel pagar laut di kawasan Muara Tawar, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Rabu (15/1/2024). DOK. Kementerian Kelautan dan Perikanan(DOK. Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Terkait dengan hal tersebut diatas, Pemagaran laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Ini berdasarkan analisa Pakar Maritim dari Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Marcellus Hakeng Jayawibawa. (SinPo.id )

Pasukan TNI AL dan nelayan saat membongkar pagar laut di perairan Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, pada Rabu (22/1/2024). Pembongkaran pagar laut ini melibatkan sebanyak 3.000 personel TNI AL,

Marcellus mengatakan, dampak pertama yang disebabkan pagar bambu tersebut adalah terganggunya aliran air dari sungai sekitar ke tempat pembuagan terakhir yaitu laut.

“Terganggunya juga ekosistem di sekitar (di dalam pagar) yang biasanya mendapatkan nutrisi dari aliran air secara langsung menjadi terganggu kehidupannya karena terputusnya aliran air langsung ke tempat mereka,” kata Capt. Hakeng saat dihubungi Selasa, 14 Januari 2025.

Kalau pencabutan, tunggu dulu dong,kalau sudah ketahuan siapa yang menanam,kan lebih mudah,kata Trengono Menteri KKP

Dampak lain, kata Hakeng , terganggunya UMKM setempat yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan budidaya biota sejenis di sekitar lokasi. Termasuk juga yang terkena imbasnya adalah para nelayan setempat.

Sedangkan bahaya dari sudut pandang ekologi, lanjutnya, pemagaran laut menggunakan bambu, paranet, dan pemberat pasir dapat merusak habitat laut, mengurangi keanekaragaman hayati, dan mengganggu aliran air laut yang penting bagi ekosistem pantai. Dan yang terpenting akan menimbulkan konflik sosial dan ekonomi. “Dampak lain, terkumpulnya air kotor dari daratan ke wilayah dalam pagar laut tersebut karena tidak dapat keluar. Tentu saja di ujungnya dapat menimbulkan konflik sosial dan ekonomi,” tegasnya.

Baca Juga  Menteri Abdul Kadir Karding Apresiasi Makan Bergizi Gratis di Tangsel, Pilar: Kami Siap Dukung Penuh

Karena itu, Capt. Hakeng menekankan pentingnya pendekatan yang berorientasi pada keberlanjutan dalam pengelolaan wilayah pesisir.

“Diperlukan pengawasan yang lebih ketat dan penerapan hukum yang konsisten untuk memastikan bahwa sumber daya laut tetap dapat diakses oleh masyarakat, terutama nelayan tradisional,” tutupnya.

Pengertian pagar laut dan fungsinya.

Pagar laut sebenarnya merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu pembatas yang dibangun di lepas pantai. Bahan yang digunakan sebagai pemagaran biasanya dari kayu panjang maupun batang bambu. Kayu atau bambu tersebut ditancapkan sejajar dalam jarak tertentu untuk suatu tujuan.

Dilansir dari publikasi bertajuk Monsoon Wave Transmission at Bamboo Fences Protecting Mangroves in the Lower Mekong Delta di Sciencedirect oleh Tuan Thieu Quang, pagar laut ini acap dijumpai di wilayah tropis seperti Thailand, Indonesia, dan Vietnam. Pagar biasanya dipasang sebagai upaya meminimalisir erosi pantai di pantai lumpur bakau.

Pagar laut dari bambu ini menjadi alternatif pemecah gelombang selain beton. Selain disebut lebih minim risiko–pagar beton riskan memecah

lambung kapal– pagar tersebut memiliki fungsi mirip seperti tanaman bakau. Yakni, meredam gelombang dan meningkatkan penjebakan sedimen. Kendati efektif, penelitian menunjukkan bahwa pagar laut dari bambu memiliki kekurangan. Pagar tersebut tidak dapat menahan gelombang tinggi dan memerlukan perawatan dan perbaikan secara berkala.. Oleh karena itu, penggunaannya paling cocok di daerah dengan energi gelombang rendah. Terutama yang bertujuan untuk mendukung penanaman bakau baru pada tahap awal reboisasi.

 

Pagar di laut Tangerang beririsan dengan area pengembangan Pantai Indah Kapuk. Lemahnya penguasa di depan pengusaha. Pembuatan pagar laut di pesisir utara Tangerang, Banten, mencerminkan kalahnya negara oleh kepentingan pengusaha dalam mengelola sumber daya alam. Bukannya menghentikan pembuatan pagar bambu itu sejak awal, pejabat dan aparat berbagai level terkesan membiarkan aktivitas ilegal tersebut berlangsung.

Siapa di Balik Pagar Laut Tangerang dan Apa Tujuannya?

Menurut Tempo,dari hasil penelusurannya terhadap pembuat pagar laut Tangerang. Terhubung ke orang dekat Aguan dan ada sertifikat HGB di atas laut.

Dari ketinggian 120 meter, laut di Desa Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, terlihat berpola seperti tambak ikan. Ada yang berbentuk kotak, ada yang seperti trapesium. Dari jarak dekat, rupanya area itu bukan tambak, melainkan bidang di laut yang dipatoki batang-batang bambu sehingga menyerupai kaveling-kaveling.

Baca Juga  *3 Bulan Terakhir, Polsek Pamulang Ungkap Berbagai Kasus Tindak Pidana*

Setelah dilakukan pembongkaran hari ini, pemerintah juga mencabut 266 sertifikat berupa SHM dan HGB yang sempat diterbitkan dalam rentang tahun 2022-2023.

Keberadaan pagar laut sepanjang 30 km lebih itu mulanya begitu misterius. Tak diketahui siapa dalangnya. Meski nelayan mengakui sempat melihat ada yang memasang. Sampai akhirnya terungkap dua perusahaan pemilik area terpagar di pantai utara Tangerang. Yakni PT Cahya Inti Sentosa dan PT Intan Agung Makmur. Belakangan, Menteri KKP Wahyu Trenggono mengakui pemagaran dilakukan untuk menjadikan proses reklamasi secara alami. Namun dia tidak merinci apa yang kemudian dilakukan jika area reklamasi sudah terbentuk.

Menteri KKP Sebut Bambu Pagar Laut di Tangerang Bisa Jadi Barang Bukti

Dilansir dari Detik News 19/1/’25, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan kasus pagar bambu laut di pesisir Kabupaten Tangerang masih diselidiki. Menurutnya, pagar bambu yang sudah dicabut bisa menjadi barang bukti. “Artinya  kata  Trengono  memang, ini kan dilakukan proses pemagaran itu tujuannya adalah agar tanahnya itu nanti naik. Semakin lama semakin naik. Jadi kalau ada ombak datang, begitu ombak surut dia ketahan, sedimentasinya ketahan. Boleh dibilang seperti reklamasi yang alami,” kata Trenggono

“Seperti kemarin sambung Trenggono, saya mendengar berita ada pembongkaran oleh institusi Angkatan Laut misalnya. Ya saya nggak tahu. Harus ya itu barang bukti. Setelah dari hukum terbukti, terdeteksi, dari proses hukum, baru bisa (dicabut pagar bambunya),” kata Trenggono, dilansir detikBali, Minggu (19/1/2025).

Kendati demikian, lanjut dia meminta agar pencabutan pagar laut ditunda dulu. Sebab, saat ini pemilik pagar tersebut belum diketahui.

Saat ini, pihaknya sedang menyelidiki pemasangan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer tersebut dengan memanggil sejumlah nelayan yang diduga terlibat.

“Kami mendapat informasi katanya perkumpulan nelayan(yang memasang pagar bambu). Sudah beberapa kali dipanggil oleh Dirjen PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan), tapi belum datang. Kami dibantu polisi juga,” ungkapnya.(Ring-o)

Share :

Baca Juga

Banten

Peringati Hari Guru Nasional, SDN KOHOD Tiga Gelar Upacara Bendera

Banten

Ketua DPD GWI Ucapkan Selamat Atas Unggulnya Hasil Hitung Cepat Pasangan Walikota Tangerang No 3

Tangerang

Diskominfo Tangsel Buka Layanan Aduan untuk Gangguan Wifi Publik Gratis

Tangerang

25 Warga Binaan Lapas IIA Tangerang Mendapatkan Remisi Khusus Di Hari Natal 2024

Banten

Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Non TPI Tangerang Amankan 5 WNA Thailand Diduga PSK

Banten

Asta Cita Ketahanan Pangan Presiden RI, Polres Metro Tangerang Gandeng KWT Beri Pembinaan*

Banten

Polres Metro Tangerang Kota Gelar Apel Kesiapan Pengamanan Jelang Imlek dan Cap Go Meh 2025*

Banten

Gagalnya Mediasi oleh Yayasan dalam Kisruh Rumah Tangga: Perjalanan Kisah Andreas STP dan Siwi Dwi Pangestu

Contact Us