Koordinator Sektor Pendidikan Laudato Si Indonesia, Sr. Vincentia, HK saat sosialisasi pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkungan hidup di Dusun Gunung Rejo, Desa Wiyono, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Rabu petang (14/2/2024.
Jakarta, November, Liputan Nusantara (LN), Animator Laudato Si Indonesia Lampung Sosialisasikan Pentingnya Menanam Pohon di Dusun Gunung Rejo, Desa Wiyono, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Rabu petang (14/2/2024).. Sosialisasi ini diikuti puluhan umat Katolik di Stasi Gunung Rejo usai mengikuti sembahyang peringatan meninggalnya tokoh umat katolik setempat yang juga dikenal sebagai pegiat lingkungan tanaman Pala, Vincentius Sugio.
Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang, Yuli Nugrahani saat melakukan aksi bersih sampah bersama komunitas pecinta alam “Kawan Bhumi” di puncak Gunung Seminung, Sabtu (2/11/2024).
Sr. Vincentia, HK sebagai Koordinator Laudato Si Indonesia Sektor Pendidikan menjelaskan, betapa pentingnya hutan atau pohon yang berguna untuk kehidupan semua ciptaan. Hutan sumber kehidupan manusia dan semua ciptaan dengan cara memulainya dengan menanam pohon di pekarangan rumah atau di sekitar tempat tinggal,” kata suster Vincentia..
Menurut Sr. Vincentia, menanam pohon bukan semata-mata hasil, tetapi sebuah masa depan dimana kita dapat mewariskan kebaikan bumi bagi anak cucu dan semua ciptaan. Siapa yang menanam pohon dia menanam harapan, yakni harapan bagi bumi yang lebih baik ujarnya.
E. Gamma Pranadenta pendaki dari Pramuka Minat Xavepa (SMA Xaverius Bandarlampung) saat menuruni salah satu track ekstrem di jalur pendakian Gunung Seminung pada Sabtu, 2 November 2024.
Kegiatan ini dikordinir oleh Animator Laudato Si Indonesia Lampung ini dalam rangka menyambut peringatan Hari Hutan Sedunia.
Dilansir dari Siaran Pers Kementerian Lingkungan Hidupi dan Kehutanan (KLHK) 21 Maret 2019 Nomor SP.114/HUMAS/PP/HMS.3/3/2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam rangka memperingati Hari Hutan Internasional (HHI) yang jatuh 21 Maret tiap tahun. Event ini dijadikan sebagai sarana untuk mengedukasi berbagai pihak untuk mencintai dan menjaga hutan. Menteri LHK, Siti Nurbaya(pada masa itu), menekankan bahwa hutan dan pendidikan adalah masa depan milik bangsa Indonesia. Oleh karena itu kata dia , perlu kepedulian semua pihak untuk menjaga lingkungan, hutan dan keanekaragaman hayatinya. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono yang mewakili Menteri LHK pada acara peringatan HHI 2019 di Manggala Wanabakti, Jakarta (21/3).
Edukasi Politik Untuk Pelajar, Pemuda Katolik Komda Lampung dan MAFINDO hadirkan Sekolah Kebangsaan di SMA Fransiskus Bandar Lampung
Dalam sambutan Menteri LHK yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono mewakili mentri KLHP menjelaskan, setelah kebijakan korektif Presiden Joko Widodo dilaksanakan, selanjutnya adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia kehutanan. Hal tersebut bertujuan agar langkah-langkah korektif dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga sumber daya hutan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. “Di sini perlunya pendidikan dan peningkatan keterampilan generasi penerus pengelola hutan di era milenial.
Lebih lanjut suster Vincentia menghimbau “Mari rawat bumi rumah kita bersama dengan cara taman pohon, rawat lingkungan langkah kecil manfaat besar untuk sebuah masa depan bersama,” ujarnya.
Kesempatan ini sambungnya lagi,sekaligus bentuk koordinasi dan keterlibatan warga Stasi Gunung Rejo terkait rencana melakukan aksi menanam pohon di Resort Gedong Tataan Tahura Wan Abdul Rachman pada Minggu (18/2/2024). Kegiatan ini akan melibatkan mahasiswa katolik dari tiga perguruan tinggi di Bandarlampung seperti Unila, Itera dan STIE Gentiaras
Hari Hutan Sedunia, Ingatkan Pentingnya Peran Hutan’
Disisi lain, Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang Yuli Nugrahani,Soroti Sampah di Gunung Seminung, Lampung Barat.
Dikutip dari Krakatau.id Lampung Barat, Yuli, yang baru saja mendaki gunung setinggi 1.863 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada 1-2 November 2024 dalam rangka acara “51 Tahun Radio Suara Wajar Goes To Seminung Mountain”, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kebersihan di gunung tersebut.
Dalam wawancara khusus dengan Krakatau.id pada Selasa (12/11/2024), Yuli menyatakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap sampah, terutama yang dihasilkan oleh para pendaki, masih sangat rendah. “Selalu, orang tak punya kepekaan akan sampah bahkan sampah yang dihasilkan oleh dirinya sendiri. Di mana pun itu, kesadaran untuk meminimalisir sampah harus terus ditumbuh kembangkan dan dibagikan,” tegas Yuli.
Menurat Yuli, Gunung Seminung yang terkenal dengan keindahan alamnya seharusnya menjadi tempat yang terjaga kebersihannya. Namun, kenyataannya justru ada tumpukan sampah di puncak gunung dan sampah yang berserakan di jalur pendakian.kenangnya.
“Apalagi untuk tempat seindah Gunung Seminung yang didatangi oleh banyak orang yang menyebut diri pendaki gunung atau pecinta gunung, tak semestinya hadir di sana malah menyumbangkan sampah,” kata Yuli dengan nada kecewa.
Tak ketinggalan Suster Mariana, HK: Biarawati Pertama yang Mendaki Puncak Gunung Seminung, Merayakan 25 Tahun Hidup Membiara dengan Perjalanan Spiritual
Yuli yang baru saja mendaki gunung setinggi 1.863 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada 1-2 November 2024 itu, “Melihat tumpukan sampah di puncak Gunung Seminung, juga yang terserak di jalur pendakian, itu sangat menyedihkan, memprihatinkan. Minimal jika tak bisa ikut membersihkan sampah yang sudah terlanjur numpuk, ya jangan menambahi dengan sampah yang kita bawa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa setiap pendaki harus bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka bawa.
“Setiap orang yang tak mau bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkannya dari makanan atau minuman atau kebutuhan lain, semestinya tak usah naik Gunung Seminung yang indah itu dan merusaknya dengan tindakan yang tidak pantas,” tegas Yuli.
Dengan mengusulkan adanya regulasi yang lebih tegas, Yuli berharap dapat meningkatkan kesadaran para pendaki untuk bertanggung jawab atas sampah mereka dan menjaga keindahan alam Gunung Seminung. Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung kebersihan di area wisata alam ini.
Pernyataan Yuli ini menjadi pengingat bagi seluruh pendaki dan masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian alam, terutama di lokasi-lokasi wisata yang sering dikunjungi, seperti Gunung Seminung.tuup Yuli (Ring-o)