Home / Metro

Sabtu, 4 Januari 2025 - 09:43 WIB

Beberapa Organisasi Katolik yang Aktif Dalam Bidang Lingkungan Hidup

Paula Rubianto, Kepala SD, Tarakanita Rawamangu, sebagai pegiat Lingkungan Hidup, dan umat gereja Kampung sawah Paroki Servatius dan Motivator pengolah sampah,

Jakarta, Januari ‘25, Liputan Nusatara (LN). Di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), ada beberapa organisasi Katolik yang aktif dalam bidang lingkungan hidup antara lain :

1.Divisi Lingkungan Hidup KAJ : Divisi ini berfokus pada berbagai inisiatif untuk meningkatkan

kesadaran dan tindakan umat Katolik terhadap isu-isu lingkungan hidup

Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia (HPS), Guru dan Karyawan SD Tarakanita 5 dan SMP Tarakanita 4 Rawamangun, merealisasikan program pemberdayaan masyarakarat berupa penyuluhan tentang pemanfaatan dan pengolahan kelor sebagai peningkatan gizi keluarga sekaligus penanaman 300 bibit kelor di Kampung Penas Tanggul RT 15, RW 02, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, 27/10.

RB.Sutarno(pakai Blankon) aktivis Lingkngan hidup besereta relawannya

Kegiatan tersebut dikoordinir oleh Paula Ruliyati Puji Lestari (Kepala Sekolah SD Tarakanita 5) dan Chistina Martini (Kepala Sekolah SMP Tarakanita 4), mereka berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Kerjasama Sekolah Keluarga dan Masyarakat (FKKSKM) SD dan SMP Tarakanita Rawamangun, Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) yang diketuai oleh Azas Tigor Nainggolan yang membina Kampung Penas Tanggul menjadi kampung Tanpa Rokok, Divisi Lingkungan Hidup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang diketuai oleh Lucia Mona Hartari yang membina warga tersebut dengan berbagai keterampilan daur ulang, Dinas Lingkungan Hidup Propinsi DKI Jakarta yang dikepalai oleh Isnawa Adji dan aparat setempat, yakni Fatudin, ketua RT 15, mereka turut hadir dan berpartisipasi.

 

2.PEPULIH (Pemerhati dan Peduli Lingkungan Hidup)

Kelompok ini didirikan pada tahun 2004 dan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Mereka mengadopsi moto “Think Globally, Act Locally, Small Step Towards a Big Leap”.

Dalam rangka memperingati Hari Bumi, 22 April 2004, muncullah sebuah Kelompok Kategorial Keuskupan Agung Jakarta yang khusus bergerak di bidang lingkungan hidup.  Maksud para pendiri tak lain utuk ikut mencermati permasalahan lingkungan hidup yang dirasa semakin mencemaskan.  Ternyata, telah banyak orang Katolik – tua maupun muda – ikut menggeluti bidang ini, baik secara pribadi ataupun dalam lembaga-lembaga sosial/LSM, melalui kegiatan lembaga internasional serta badan-badan kerjasama antar negara dengan Pemerintah Indonesia.

Sasaran utama kelompok PEPULIH sebagai orang-orang beriman adalah pembaharuan sikap dan cara pandang manusia terhadap alam sebagai karya Tuhan yang terus-menerus harus kita pelihara.  Ingatlah, masalah air, tanah, dan udara sebagai unsur kehidupan primer di bumi kini sungguh kurang mendapat perhatian yang memadai.

Baca Juga  Program Percepatan Stunting Anak  (PPSA) Timor Tengah Utara NTT

Sekarang Gereja pun mengajak kita membuat bentuk pertobatan melalui perubahan kebiasaan lama dengan perilaku/habitus baru.  Perbaikan perilaku kita terhadap sampah ini pun dapat ikut membangun dan memperbaiki kondisi alam untuk menjadi lebih baik.  Kalau keluarga-keluarga Katolik

Keuskupan Agung Jakarta Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Makanan di Tengah Krisis Pangan

Sebagai  sebuah gerakan iman, Kelompok PEPULIH menawarkan sebuah kesadaran dan mengajak berperilaku yang memadai dengan kesadaran baru itu.  Sebagai sebuah LSM di masyarakat, PEPULIH bukan gerakan untuk membela dan memperjuangkan pelanggaran atas lingkungan dengan membuat advokasi terhadap pihak-pihak yang berurusan, tetapi ingin mengajak berbuat sesuatu yang berguna bagi alam dan kita sendiri.  Visi dan misi PEPULIH ingin membangkitkan iman yang peduli pada lingkungan dengan perilaku yang memancarkan karya penyelenggaraan Allah, yang dipercayakan kepada manusia.  Tak heran jika PEPULIH kini ditawari oleh beberapa sekolah untuk ikut membina sekolah dengan program Green School.  Beberapa Yayasan Pendidikan memasukkan kurikulum peduli lingkugan denga acara-acara praktek yang konkrit.  Bahkan beberapa sekolah mulai melarang anak-anak membeli jajanan sembarangan, atau melarang penjualan makanan dalam plastik di sekolah.  Tentulah di rumah, orangtua harus mendukung pendidikan anak yang diterima di sekolah.  Bahkan anak-anak dapat menjadi agen-agen perubahan lingkungan dengan bermacam kegiatan dan permainan, karena anak-anak kitalah yang anak mewarisi masa depan bumi dan lama hunian kita ini.  PEPULIH terbuka untuk bekerjasama dengan kaum peduli lingkungan.  Mari kita bekerjasama, lapangan kita masih terbuka luas.

3.Seksi Lingkungan Hidup di Paroki : Banyak paroki di KAJ memiliki seksi khusus yang menangani isu-isu lingkungan hidup. Hingga saat ini, 46 dari 60 paroki di KAJ telah memiliki seksi ini.

Baru 46 dari 60 paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang sudah melengkapi kepengurusan paroki dengan Seksi Lingkungan Hidup. Kenyataan itu menjadi salah satu indikator kepedulian umat Katolik terhadap lingkungan hidup yang sekarang dinilai “belum optimal’ oleh Pegiat Lingkungan Hidup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Paula Ruliyati Puji Lestari.

 

Penulis sendiri termasuk di seksi kategorial Lingkungan Hidup Paroki Servatius Gereja Kampng sawah yang juga merupakan anggota umat di paroki tersebut, dan beberapakali telah melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk, serta budi daya ikan lele.Kebetulan penulis sau Paroki dengan ibu Paula, yang getol mengedukasi umat dan para pelajar untuk peduli kebersihan,serta mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis.

Baca Juga  Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Karena penulis (Ringo) ex pjlp (kontrak ) di  Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, selama kurang lebih 4 tahun  ,sehingga sedikit banyak memiliki pengalaman tentang persampahan  dan kegiatan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle),  atau mengurangi, Menggunakan kembali. Mendaur ulang.

Seksi Lingkungan Hidup di gereja Kampung Sawah  paroki Servatius- Bekasi diketuai oleh  ibu Rindu.

Berbicara tentang Lingkungan Hidup  dan Pengolahan sampah , penulis telah puluhan kali memberitakan nya di Liputan Nusantara (LN), sebagaimana yang saya beritakan di media ini edisi  3 Januari 2025, dibawah judul,”Kelola sampah  tuntas dirumah secara terpadu berkelanjutan menunjang  Ketahanan Pangan ,Kesejahteraan,Kesehatan“.

Meski sudah ada kemajuan pesat soal kepedulian lingkungan hidup, namun imbauan peduli lingkungan hidup tidak hanya sekali, “tapi harus dilakukan terus-menerus sehingga kelak menjadi habitus umat Katolik,” kata Ruli kepada PEN@ Katolik di sela-sela seminar setengah hari tentang lingkungan hidup yang berlangsung di Aula Santa Maria dari Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang, 21 Mei 2017.

Dia mengakui, sejak Pastor Al Andang Binawan SJ menggemakan “hidup bersih dan sehat, meletakkan sampah jadi berkat” di tahun 2006, telah terjadi berbagai kegiatan lingkungan hidup yang sangat beragam di paroki-paroki, “bahkan antarseksi lingkungan hidup dengan sejumlah kelompok kategorial dan dengan RT dan RW setempat.”

Selain Ruli, hadir juga Pegiat Lingkungan Hidup KAJ Liana Soesanto dari Paroki Maria Immaculata Cengkareng. Dia memberikan pemahaman tentang pemanfaatan barang-barang bekas. “Setelah barang bekas diolah bisa bernilai ekonomi yang sangat fantastis,” katanya seraya menyebut koran bekas dan botol aqua atau lainnya yang bisa diolah menjadi barang lain kemudian dijual.

Moderator Pastor Vincens Suryatno SJ mengatakan, seminar lingkungan hidup ini, adalah sarana dari Laudato Si’, surat ensiklik kedua dari Paus Fransiskus dengan sub judul tentang kepedulian terhadap rumah kita bersama. “Semoga ini menjadi ajakan untuk seluruh umat agar semakin memberikan perhatian terhadap lingkungan,” tutup pastor Pastor Vincens Suryatno SJ.(Ring-o)

Share :

Baca Juga

Metro

Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan

Metro

Menyambut Baik Rencana Implementasi Pemprov DKI Jakarta, Segera Menerapkan Retribusi Pelayanan Kebersihan akan Diberlakukan Per 1 Januari 2025

Metro

Pengungsi Urban Dan Atau  Perdagangan Manusia ?

Metro

Keuskupan Agung Ende (KAE) Menolak Pembangunan Geothermal di Wilayah KAE.

Metro

Nonton Televisi (TV) Antar Zaman

Metro

Mongabagay  Indonesia ?Mengawasi Proyek Strategis Nasional (PSN)

Metro

Republik Anak Kenalan SD Kanisius Kenalan,Ceri(t)a Insan Merdeka SD KANISIUS KENALAN  REPUBLIKANA

Metro

“Dialog Green Islam  dengan Green  Budhisim”

Contact Us