Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanti
Jakarta, Desember, Liputan Nusantara (LN). Proklim (Program Kampung Iklim) adalah Program Yang dirancang untuk mengurangi emisi gas.
Proklim menciptakan pendekatan inovatif melalui kemitraan publik-swasta dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 melalui upayanya sendiri dan sebesar 41% dengan dukungan kerja sama internasional.
Muhamad Kundarto dalam Seri Pembinaan ProKlim menulis, “Butuh Kolaborasi Lintas Pihak”. Esensi gerakan ProKlim adalah semaraknya aksi pengendalian perubahan iklim atau gerakan melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Saat kita fokus pada aksi, maka dinamika pergantian kepemimpinan, bentuk organisasi, sampai perubahan struktur kementerian sampai daerah, tidak akan mengurangi semangat daerah sampai tingkat tapak dalam melakukan aksi lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Sebagaimana yang saya(Ringo)kabiro Liputan Nusantara DKI Jakarta,beritakan di media ini (LN) edisi 12 Desember 2024 dibawah judul ”Komitmen Global dan Aksi Lokal Iklim Indonesia” Saya jelaskan bahwa Indonesia mendapat predikat sebagai negara super power dalam pengendalian perubahan iklim. Hal itu diungkap oleh Alok Sharma Presiden Konferensi Perubahan Iklim Dunia (COP) ke 26 di Glasgow Inggris akhir tahun 2021. Predikat ini menjadi semangat Indonesia untuk terus meningkatkan aksi-aksi iklim demi menjaga suhu bumi tidak meningkat lebih dari 2 derajat.Dikutip dari siaran PERS Nomor: SP.363/HUMAS/PPIP/HMS.3/12/2022.
Kelurahan Rejowinangun – Partisipasi RW 08 Kelurahan Rejowinangun
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanti menyebutkan di tahun 2022 telah terbit dokumen IPCC yang baru Assesment Report (AR6) yang menjelaskan bahwa dampak terhadap lingkungan dan ekosistem akibat kenaikan suhu 2 derajat celcius itu jauh sekali melampaui yang diprediksikan.
Tim Verifikasi Lapangan (Verlap) Program Kampung Iklim (Proklim) DKI Jakarta melakukan kunjungan di lingkungan RW 16 Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (2/8/2024). ANTARA/HO-Pemkot Jakbar
“Oleh karena itu ujar Laksi, jika kita semua tidak bisa menjaga kenaikan suhu ini kita akan kehilangan banyak sekali ekosistem penting,” kata dia pada acara Refleksi Kinerja KLHK Tahun 2022, di Jakarta, Kamis (29/12).
Menilik kondisi Global di tahun 2022 tantangan pengendalian perubahan iklim menjadi cukup berat karena terpengaruh berbagai krisis akibat konflik Geopolitik Global. Di tengah kondisi yang kurang baik tersebut. Indonesia tetap dapat menunjukkan komitmen globalnya melalui contoh-contoh nyata (leading by examples) dalam mengatasi perubahan iklim dengan meningkatkan ambisi iklim.
Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara menunjuk RW 05, Sunter Agung, Tanjung Priok dan RW 01, Tugu Utara, Koja menjadi perwakilan Program Kampung Iklim (Proklim) tingkat nasional.
Beberapa prestasi dari peningkatan ambisi iklim yang diraih di tahun 2022 antara lain: (1) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang anggota G20 yang mempunyai kebijakan FOLU net-sink 2030, (2) Indonesia merupakan salah satu dari 39 negara yang meningkatkan ambisi Nationally Determined Contribution (NDC)nya melalui Enhanced NDC per 23 September 2022 dengan peningkatan target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri menjadi 31,89% dan target dengan dukungan internasional menjadi 43,20%.
Mengenal Proklim (Program Kampung Iklim)
Kemudian ke (3) Saat ini Indonesia adalah satu-satunya negara penerima Result Based Payment (RBP) REDD+ dari GCF (USD 103 Juta), Norwegia (USD 56 juta) dan FCPF (USD 20,9 juta), Komitmen total BioCF (USD 70 juta) dan FCPF (USD 120 juta), (4) Indonesia merupakan salah satu negara yang mengajukan dan memperbarui komunikasi adaptasi secara berkala. (5) Indonesia merupakan salah satu negara yang mengeluarkan peraturan Carbon Pricing yang meliputi Artikel 5 dan Artikel 6 Persetujuan Paris, serta yang terbaru (6) Indonesia telah meratifikasi Amandemen Kigali lewat Peraturan Presiden No. 129 tahun 2022 yang menjadikan HFC sebagai komitmen gas baru dalam NDC Indonesia.
GRETA THURNBERG (15 tahun ) berjumpa dengan PAUS FRANSISKUS menyuarakan krisis iklim.
Komitmen Global Indonesia dalam menurunkan emisi sambungnya lagi juga diimplementasikan secara lokal di tingkat tapak dengan melibatkan masyarakat, salah satunya lewat Program Kampung Iklim (Proklim) yang ditargetkan pada 2024 akan terbentuk 20.000 unit kampung iklim di seluruh Indonesia. Hingga saat ini telah dibentuk sekitar 4.218 unit Proklim, khusus tahun 2022 terbentuk Proklim di 424 lokasi dengan estimasi menurunkan emisi karbon sebesar 301.144,26 Ton CO2 eq. Untuk mempercepatnya kedepan seluruh upaya-upaya atau intervensi iklim yang dilakukan desa akan dirangkul ke dalam Proklim .
Proklim dilaksanakan dengan beberapa tujuan, di antaranya:
- Meningkatkan Pemahaman: Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perubahan iklim dan dampaknya.
- Kemandirian Masyarakat: Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan adaptasi perubahan iklim, termasuk menjaga nilai-nilai kearifan tradisional.
- Jembatan Kebutuhan: Menjembatani kebutuhan masyarakat dan pihak-pihak yang memberikan dukungan untuk aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
- Kerjasama Nasional dan Daerah: Meningkatkan kerjasama di semua tingkatan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi.
- Gerakan Nasional: Menumbuhkan gerakan nasional adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui kegiatan berbasis masyarakat yang aplikatif dan berkelanjutan.
Sedangkan manfaatnya ialah
- Ketahanan Masyarakat: Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi variabilitas iklim dan dampak perubahan iklim.
- Pengurangan Emisi: Terukurnya potensi dan kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca suatu lokasi terhadap pencapaian target penurunan emisi nasional.
- Data Kegiatan: Tersedianya data kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal yang berguna untuk perumusan kebijakan terkait.
- Kesadaran dan Gaya Hidup Rendah Karbon: Tersosialisasinya kesadaran dan gaya hidup rendah karbon di masyarakat.
- Adopsi Teknologi Rendah Karbon: Meningkatnya kemampuan masyarakat lokal untuk mengadopsi teknologi rendah karbon.
Melanjutkan tulisan Muhamad Kundarto,mengatakan Para pihak ini tiap wilayah beda dinamikanya. Ada yang melesat jauh ke depan seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Ada pula yang masih stagnan berkutat dengan berbagai macam kendala untuk merajut komunikasi sampai kerjasama atau kolaborasi. Gerakan ini sangat tergantung dari kerja keras DLH provinsi/kabupaten/kota di wilayah masing-masing.
Gerakan paling mendasar adalah bentuk sosialisasi ProKlim dan melayani pendaftaran sampai perjuangan mendapatkan sertifikat/trophy. Gerakan pengembangan berikutnya tergantung improvisasi wilayah, karena punya potensi dan permasalahan yang berbeda. Ketokohan di tingkat tapak, pembina pemerintah dan kontak bersemangat di pendukung perusahaan serta perguruan tinggi juga punya peran vital.
Gerakan di Jakarta terasa paling lengkap, baik dari DLH DKI, beberapa Sudin LH, tokoh-tokoh proklim dan pendampingan dari narasumber nasional. Apalagi wilayah ini tidak terlalu luas. Sehingga sudah dua tahun ini muncul komunitas sahabat ProKlim yang memperkuat pergerakan dan dukungan dari beberapa perusahaan, perguruan tinggi, dan NGO. Narasumber lokal pun sudah sangat eksis. Boleh dikatakan Jakarta sudah tidak perlu pendampingan lagi dari eksternal, karena gerakan di internal sudah menemukan ritme keaktifannya.
Perlu diingat,kata Muhamad dalam tulisannya, di Provinsi yang sangat aktif pun masih menyisakan wilayah kabupaten/kota yang masih berada di tingkat pemula. Bahkan ada wilayah yang dulunya sangat aktif pada periode awal ProKlim, namun saat ini masih butuh motivasi untuk membangkitkan pergerakan. Sehingga dinamika kolaborasi harus terus dikobarkan di semua lini.
Selanjutnya Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanti mengatakan “ kami akan selalu mengembangkan, memperbaharui, dan memperkuat aksi-aksi iklim melalui seluruh sistem pendukung pengendalian perubahan iklim yang ada di Indonesia melalui koordinasi yang dikepalai oleh Menteri LHK,” tutup Laksmi Dhewanti( Ring-o)