Menu

Mode Gelap
Pimpin Astekpam, Kalapas Jember Ingatkan Pentingnya Jaga Integritas Terkait Penemuan Kain Kafan dan Tulang di Lokasi Proyek, Kapolresta Tangerang Cek TKP, Pastikan Bukan Tindak Pidana Ketua LSM Geram Kota Tangerang Memenuhi Undangan Dari lnspektorat Terkait Kinerja Satpol PP Kota Tangerang Yang Amburadul Warung Depan Kecamatan Tanggunggungung  Menganggu  Pemandangan Lalu lintas,Dinas Terkait Perlu turun Tangan Perkuat Keimanan WBP, Lapas Jember Bagikan Pakaian Ibadah Oknum Mengaku Wartawan Diduga Pembeking Obat-obatan Ilegal di Mauk Teror Jurnalis, Masa Polri Kalah Sama Pebisnis Haram

Jakarta

 “Apa Arti dan makna Relikwi dan bagaimana sejarahnya” ?

badge-check


					 “Apa Arti dan makna Relikwi dan bagaimana sejarahnya” ? Perbesar

Relikui Orang Kudus di Servatius, Kampung Sawah

Jakarta, September, Liputan Nusantara (LN), Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas relikui adalah benda atau barang-barang peninggalan masa silam yang memiliki signifikansi keagamaan. Relikui biasanya berupa sisa jasad atau barang-barang milik pribadi orang kudus atau tokoh lain yang dilestarikan sebagai kenang-kenangan untuk kepentingan venerasi. Relikui merupakan unsur penting di dalam beberapa aliran agama Buddha, Kristen, Islam, syamanisme, dan banyak agama lain.

 

 

Wisata Religi:Relikui Santo – Santa di Gereja St Servasius .

Menurut informasi, akan diadakan perarakan relikwi hari  Selasa  30 Septembeer 2025,dengan rute, dari gereja Kampung sawah Santo Servatius masuk dari Jl.Swadaya ke Jl.Angsana 1A sambil menyalakan   lilin oleh umat di Lingkungan Theresia De Portugal dan lingkungan yang dilalui perarakan Relikwi  kembalike gerja.

Gereja Santo Servatius, Kampung Sawah adalah sebuah gereja paroki Katolik yang sebagian besar beranggotakan warga Katolik Betawi di wilayah Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat. Budaya Betawi masih ditunjukkan oleh para anggota gereja tersebut melalui penggunaan bahasa dan kosakata Betawi yang merupakan turunan dari bahasa Melayu. Di Kampung Sawah sendiri budaya Betawi tetap bertahan sekalipun beberapa bagian di antaranya telah punah. Salah satu ritual budaya Betawi yang masih bertahan, walaupun mengalami perubahan, adalah bebaritan atau yang saat ini dikenal dengan nama sedekah bumi. Uniknya, ritual tersebut pada masa kini dilakukan di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah. Gereja ini berada dalam reksa pastoral tarekat Serikat Yesus (S.J).

Berkas:Patung Hati Kudus Yesus Gereja Santo Servatius Kampung sawah.

Sambutan romo Wartaya (pastor Kepala Paroki St.Servatius)saat Hari Lanjut usia Naional.

Terbentuknya umat pertama

Pada akhir abad ke-19, sebagian besar warga Kampung Sawah telah menganut agama Islam. Walaupun demikian ritual-ritual animisme masih sering mereka lakukan, terutama bila mereka memasuki tempat-tempat yang dianggap angker. Wilayah Kampung Sawah saat itu masih seperti hutan belantara yang gelap.[Mayoritas penghuninya adalah orang-orang Betawi yang berbahasa Melayu dan terdiri dari percampuran berbagai macam kebudayaan dan keturunan

Perpaduan antara budaya Betawi dengan kekristenan sebenarnya sudah terjadi sebelum masuknya Katolik ke Kampung Sawah. Meester Anthing adalah orang Protestan pertama yang berhasil masuk ke dalam budaya Betawi. Ia berhasil mendirikan jemaat di Kampung Sawah dan berhasil memadukan ritus-ritus budaya dengan kekristenan yang menitikberatkan pada ngelmu dan hal-hal mistik lainnya. Sayangnya hal tersebut dianggap sinkretisme dan semakin lama praktik-praktik tersebut mulai memudar. Saat ini masih tersisa beberapa anggota jemaat yang menggunakan Doa Bapa Kami dalam bahasa Betawi untuk melindungi mereka di tempat-tempat angker.

Istilah relikui berasal dari kata benda Latin reliquiae, artinya “sisa-sisa”, maupun salah satu dari bentuk kata kerja Latin relinquere, artinya “meninggalkan atau menelantarkan”. Wadah khusus untuk menyimpan satu atau beberapa buah relikui disebut relikuarium.

Sejarah

Salah satu sumber paling awal yang dimaksudkan untuk menunjukkan khasiat relikui ditemukan dalam 2 raja-Raja 13:20-21. (20) Sesudah itu matilah Elisa, lalu ia dikuburkan. Adapun gerombolan Moab sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun.(21 )Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri. (Versi Internasional Baru)

Relikui dan ziarah

Roma menjadi tujuan utama bagi para peziarah Kristen karena lebih mudah diakses bagi peziarah daripada Tanah Suci. Konstantinus mendirikan basilika besar di atas makam Santo Petrus dan Paulus. Perbedaan dari kedua situs ini adalah keberadaan relikui suci. Pada abad kesebelas dan kedua belas, sejumlah besar peziarah berbondong-bondong ke Santiago de Compostela di Spanyol, tempat peninggalan Rasul Yakobus, putra Zebedeus, yang ditemukan c. 830, seharusnya disimpan. Santiago de Compostela tetap menjadi situs ziarah besar, dengan sekitar 200.000 peziarah pada tahun 2012, baik yang sekuler maupun Kristen, menyelesaikan berbagai rute ziarah ke katedral di sana

Pendirian bangunan gereja pertama

Pastor Bernardus Schweitz, S.J., berinisiatif mendirikan gereja di Kampung Sawah dengan membeli sebuah rumah desa dari tuan tanah keturunan Tionghoa di Pondok Gede, yang sebagian ditata untuk keperluan ibadat. Pada tahun 1897 berdirilah sebuah gereja sederhana yang mampu menampung sekitar 50 umat, dengan Engku Nathanael sebagai ketua stasi sekaligus guru agama. Pastor Schweitz yang jatuh sakit dan kembali ke Belanda pada tahun 1898, digantikan oleh Pastor A. Kortenhorst, S.J.

Pada awal abad ke-20, perkembangan umat Katolik di Kampung Sawah sempat terhambat akibat penolakan pemerintah kolonial, termasuk larangan pelayanan antara tahun 1902–1904. Situasi ini diperburuk dengan berpindahnya banyak umat ke Gereja Metodis pada 1906, termasuk Engku Nathanael. Pada 1917, hanya tersisa satu keluarga Katolik, sementara bangunan gereja telah dibongkar. Pastor A. Mathijsen, S.J., yang ditugaskan untuk menghidupkan kembali misi, melaporkan hampir tidak ada umat yang dapat dilayani.

Kebangkitan kembali dimulai pada 1920, ketika Pastor Yoanes van der Loo, S.J., mengambil alih pembinaan umat dan mengorganisir petisi berisi 150 tanda tangan agar pelayanan dilanjutkan. Pada 1921, umat yang sebelumnya beribadah dalam Gereja Metodis kembali ke Gereja Katolik Roma, sehingga jumlah umat meningkat dari 20 menjadi 150 orang. Setahun kemudian, Pastor van der Loo memimpin pembangunan gereja kedua yang dilengkapi sebuah menara di atas tanah persawahan di lokasi gereja saat ini. Engku Benyam

Sebulan sebelum Paroki Kampung Sawah merayakan seratus tahun kelahirannya, tepatnya pada 30 September 1996, paroki tersebut menerima sebuah relikui Santo Servatius dari Basilika Santo Servatius di Maastricht, Belanda. Pengiriman relikui ini diprakarsai oleh Pastor Kurris yang berasal dari Maastricht yang menjabat sebagai Pastor Kepala Paroki Kampung Sawah pada periode 1993–2001. Langkah tersebut dilakukan Pastor Kurris untuk merawat dan memperkenalkan kekayaan Gereja Katolik di Maastricht yang saat itu dinilai kurang mendapat perhatian, serta untuk memberikan inspirasi agar Gereja Santo Servatius Kampung Sawah memiliki semangat yang sama dengan gereja pelindungnya di Belanda.

Setibanya di Kampung Sawah, relikui Santo Servatius disambut dengan meriah oleh umat paroki yang berbaris di sepanjang jalan menuju gereja. Prosesi penjemputan melibatkan arak-arakan mobil terbuka, pengawalan oleh Perkerabatan Santo Servatius, paduan suara, tanjidor, gamelan, serta dentang lonceng gereja. Sejak saat itu, prosesi dan penghormatan relikui Santo Servatius menjadi tradisi tahunan Paroki Kampung Sawah.

Relikui tersebut kini terletak di dalam bangunan gereja, sebelah panti imam, yang ditandai dengan Patung Santo Servatius. Selain itu terdapat dua buah relikuarium di masing-masing sebelah kiri dan kanan patung tersebut. Relikuarium tersebut menyimpan setidaknya relikui dari Relikuarium I, Relikuarium II. (Ring-o)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

 ” Lomba MTQ ke XXVII se Kota Bekasi, Selasa 23 September 2025 di  Halaman Mesjid  Al  Jauhari Yasfi  Jl.Raya Kampung Sawah Bekasi”

24 September 2025 - 03:40 WIB

“Pagi ini berbagi tentang kecerdasan AI  bersama guru2 di Sleman di Dinas Pendidikan Sleman

20 September 2025 - 12:19 WIB

Siapakah Ki Ageng Suryomentaram itu ?

18 September 2025 - 07:22 WIB

” International Classification of Diseases (ICD)”

17 September 2025 - 03:35 WIB

Persahabatan di Atas Segalanya

15 September 2025 - 13:44 WIB

Trending di Jakarta