TANGERANG ,Liputannusantara.id— Ketua Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek, Alex SB, membantah keras pemberitaan yang diterbitkan oleh media online Tangerang Dalam Berita dengan judul ” Tercium Aroma, Memaksakan Kehendak Untuk Memuluskan Niat Pembentukan Perkumpulan Pokja Gabungan Kecamatan Kresek dan Guning Kaler. Oknum Wartawan Sengaja Adu Domba.
Alex menilai berita tersebut tidak profesional, tidak relevan antara judul dan isi, serta sarat kepentingan pribadi yang berpotensi memecah-belah solidaritas wartawan. “Judulnya membawa nama Pokja, tapi isi beritanya justru menyerang pribadi salah satu wartawan dari Volunteer.id. Ini jelas tidak nyambung dan menunjukkan penulisnya tidak memahami substansi berita,” tegas Alex kepada wartawan, Rabu (22/10/2025).
Ia menyebut pemberitaan tersebut mengandung aroma kepentingan yang ingin memuluskan pembentukan kelompok baru dengan cara menjelekkan Pokja yang sudah berdiri sah. “Kami mencium adanya upaya adu domba di kalangan wartawan. Padahal, Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek sudah berdiri jelas, terdaftar, dan diakui oleh Polsek Kresek serta unsur Muspika di dua kecamatan,” ujarnya.
Menanggapi adanya kutipan pernyataan dari H. Retno Juarno, Ketua LSM Kompak (Komunitas Masyarakat Pemberantas Korupsi), dalam berita tersebut, Alex menilai ucapannya juga tidak sesuai konteks. “Saya sempat menghubungi langsung H. Retno melalui pesan WhatsApp, dan beliau hanya menjawab singkat, ‘Siap Kang,’ setelah saya berikan penjelasan mengenai Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek. Artinya, beliau pun paham bahwa pemberitaan yang memuat namanya tidak sepenuhnya benar,” terang Alex.
Alex menegaskan, Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek berdiri secara independen tanpa intervensi dari pihak mana pun. “Kami tidak mencari panggung. Tujuan kami jelas, yaitu menjadi mitra strategis pemerintah dan menyampaikan informasi positif kepada masyarakat, khususnya di wilayah dua kecamatan — Kresek dan Gunung Kaler yang berada di bawah hukum Polsek Kresek, Polresta Tangerang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Alex menilai oknum wartawan Media Tangerang Dalam Berita seharusnya memahami kode etik jurnalistik sebelum menayangkan berita. “Setiap media wajib melakukan konfirmasi kepada narasumber. Kalau tidak ada konfirmasi, itu bukan berita, tapi opini sepihak yang bisa menyesatkan publik. Kami akan mempertimbangkan langkah hukum jika pencemaran nama baik ini terus dilakukan,” tegasnya.
Meski demikian, Alex tetap membuka ruang dialog bagi pihak mana pun yang merasa keberatan dengan keberadaan Pokja. “Kami siap duduk bersama jika ada pihak atau oknum wartawan yang merasa terganggu dengan berdirinya Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek. Kami berdiri bukan untuk bersaing, melainkan untuk berkolaborasi dan membantu menyebarkan informasi positif bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Alex menegaskan bahwa keberadaan Pokja Wartawan Gunung Kaler–Kresek telah diketahui dan mendapat dukungan baik dari Kapolsek Kresek, Danramil 07 Kresek, serta para camat yang pernah menjabat di dua wilayah tersebut. “Kami bekerja terbuka, dan semua pihak mengetahui aktivitas kami. Kami ingin Pokja ini terus menjadi mitra strategis pemerintah sekaligus pilar informasi masyarakat. Kebebasan pers harus dijalankan dengan tanggung jawab, bukan digunakan untuk menyerang atau menyesatkan,” tegas Alex mengakhiri pernyataannya.
(Neni)
