PERSIAPAN: Tim Pondok Melati usai rapat ini persiapan penyelenggaraan Lomba MTQ ke-XXVII Tingkat Kota Bekasi yang akan digelar pada 23 September 2025. FOTO: ISTIMEWA
Lomba MTQ ke XXVII se Kota Bekasi, Selasa 23 September 2025 di Halaman Mesjid Al Jauhari Yasfi Jl.Raya Kampung Sawah Bekasi.
[09.13, 24/9/2025] Ringo: Jakarta, September, Liputan Nusantara (LN), MTQ adalah singkatan dari Musabaqah Tilawatil Qur’an yang berarti Lomba Membaca Al-Qur’an dengan seni suara yang indah (melagukan Al-Qur’an). Ajang ini memiliki makna penting sebagai upaya umat Islam untuk menggali nilai-nilai Al-Qur’an, mendorong syiar Islam, dan membentuk generasi Qurani yang berakhlak. Sejarahnya dimulai di Indonesia pada tahun 1940-an, dengan MTQ nasional pertama diadakan di Makassar pada tahun 1968 dan kemudian menjadi agenda rutin pemerintah untuk menyebarkan dan memperdalam pemahaman Al-Qur’an di masyarakat. Musabaqah: Berarti perlombaan, saling mendahului, atau adu kecepatan. nda rutin pemerintah untuk menyebarkan dan memperdalam pemahaman Al-Qur’an di masyarakat.

Penyerahan piala walikota bergilir kepada panitia MTQ utk diserahkan kpd pemenangnya nanti
menyanyikan lagu mars MTQ
Tujuan utama MTQ adalah:
Mengagungkan Al-Qur’an: Sebagai cara untuk memuliakan dan mengagungkan kitab suci umat Islam.
Membumikan Ajaran Al-Qur’an: Mendorong umat Islam, khususnya generasi muda, untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Menggali Nilai Luhur: Menemukan dan menjadikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Menjaga dan Mengembangkan Keilmuan Al-Qur’an: Melestarikan ilmu-ilmu terkait Al-Qur’an, seperti tilawah, hafalan, tafsir, dan lainnya.
SEJARAH MUSABAQOH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) DI INDONESIA
Ketika mendengar kata festivalisasi al-Qur’an, maka yang pertama kali terbersit dalam benak penulis adalah Musabaqah Tilawah al-Qur’an (MTQ) yang merupakan program rutin dari Lembaga Pengembangan Tilawah al-Qur’an Indonesia (LPTQ). Musabaqah Tilawah al-Qur’an tersebut memperlombakan beberapa segi kemahiran dalam bidang al-Qur’an yang telah menjadi tradisi positif serta dilembagakan. Event ini mengeksplor “pembacaan al-Qur’an” yang berhubungan dengan seni Islam, yang termanifestasi sebagai suatu praktik asli ke-Indonesia-an yang berskala nasional. Dalam skala regional, nasional dan internasional di Indonesia, pelaksanaan kegiatan ini selalu mendapat sumbangan moril dan juga dukungan finansial dari pemerintah serta para sponsor. Pelaksanaan kegiatan dwi-tahunan itu pun selalu berlangsung meriah.
Mengangkat sumpah para hakim MTQ oleh Walikota Bekasi.
Adanya kompetisi al-Qur’an ini merupakan salah satu bentuk resepsi estetis dari masyarakat, yang kemudian dipatenkan oleh pemerintah sebagai agenda rutin dimana masyarakat dari segala lapisan dapat turut serta untuk meramaikan kegiatan yang diadakan setiap dua tahun sekali ini. Konsep resepsi estetis adalah bagian dari teori sastra. Resepsi adalah penerimaan atas sebuah teks sastra, termasuk di dalamnya teks suci al-Qur’an dan efek yang dihasilkan. Adapun kajian tentang efek sebuah teks, dalam teori resepsi, harus mengikutsertakan peran pembacanya. Sedangkan estetis adalah proses penerimaan dengan mata ataupun telinga, pengalaman seni, serta cita rasa akan sebuah objek atau penampakan.
Disebut sebagai resepsi estetis karena di dalam pelaksanaan tersebut memang tidak terlepas dari adanya aspek-aspek estetis, baik itu internal ataupun eksternal. Karena itulah, dalam artikel ini akan dibahas mengenai Musabaqah Tilawah al-Qur’an dari segi keindahan serta aspek estetisnya.
Jalur Pawai :
Start : Area PosPOL PuriGading,Rute, menyusuri Jl.Ry Kampung sawah Finish: Halaman Masjid Al Jauhari Yasfi.
Rekayasi arus lalu lintas , arah dari PasarKeapi ke Jl.Ry Kampung sawah dialihkan masuk e Puri Gading ke Jl.Swankam . Arah dari Jl.Jati Sampurna ke Pasar Kecapi Dialihkn masuk ke- ktr kelurahan Jati murnie Kampung Sawah.Dialihkan masuk ke Jl.Rambutan (Ring-o)