Menu

Mode Gelap
IKUTI APEL BERSAMA, LAPAS JEMBER TEGUHKAN KOMITMEN NETRALITAS ASN” Persahabatan di Atas Segalanya Ketum Terpilih Akhmad Munir, Umumkan Susunan Pengurus Lengkap PWI Pusat 2025–2030* Kajati Aceh menegaskan bahwa kedisiplinan merupakan wujud nyata dari sikap profesionalitas dan tanggung jawab setiap insan Adhyaksa Lapas Banyuwangi Bersholawat, Warga Binaan Diajak Teladani Akhlak Rasulullah Kapolda Banten Tanamkan Nilai Disiplin dan Semangat Kebangsaan pada Upacara Serentak di SMAN 1 Ciruas*

Jakarta

“GLSI Bekerja Sama Dengan Lembaga-Lembaga Pendidikan Katolik melalui Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Meluncurkan Modul Pendidikan Laudato Si”

badge-check


					“GLSI Bekerja Sama Dengan Lembaga-Lembaga Pendidikan Katolik melalui Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Meluncurkan Modul Pendidikan Laudato Si” Perbesar

Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, didampingi Uskup Tanjung Karang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo memberkati buku Modul Pendidikan Laudato Si’ saat peluncuran Modul LS. (Sentul City 07 Sep 2025) (HO)

Jakarta, September, LIputan Nusantara, (LN) Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) Bekerjasama dengan Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), meluncurkan Modul Pendidikan Laudato Si’. Minggu, 7 September 2025 di Sentul City, Bogor.

Peluncuran modul  tersebut dilakukan bertepatan Perayaan 10 Tahun Laudato Si’ di Padepokan Voli dan Graha Bina Humaniora, Sentul City, Bogor selama 3 hari, yakni 5-7 September.

Para animator Laudato Si’ dari 11 Keuskupan berforto bersama usai Perayaan Ekaristi merayakan HUT 10 Tahun Ensiklik Laudato Si’, 800 tahun Gita Sang Surya dan Minggu Kitab Suci Nasional di Graha Bina Humaniora, Sentul City, Bogor (Minggu 7 Sep 2025) (HO)’

Peluncuran Modul Pendidikan Laudato Si’ – Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, didampingi Uskup Tanjung Karang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo memberkati buku Modul Pendidikan Laudato Si’ saat peluncuran Modul Laudato si

Kegiatan dihadiri 150 peserta pertemuan nasional animator Laudato Si’ dari 11 Keuskupan seluruh Indonesia.

Koordinator Tim Kerja Nasional Gerakan Laudato Si’ Indonesia (TKN GLSI) Cyprianus Lilik K.P. menjelaskan Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) sendiri merupakan gerakan dan jaringan global yang terinspirasi oleh ensiklik Laudato Si’ dari mendiang Paus Fransiskus tahun 2015, sebuah dokumen yang menyerukan kepedulian terhadap lingkungan dan keadilan iklim.

 

Sekitar 150 peserta yang merupakan animator (penggerak) Laudato Si dari 11 Keuskupan mengadakan pertemuan di Padepokan Voli dan Graha Bina Humaniora Sentul City 5-7 September

Dua pemuda asal Papua siap tuntut keadilan iklim di forum dunia. Foto: Istimewa

Sebagaimana Penulis Kabiro Liputan Nusantara DKI Jakarta, pada edisi 25/12/2024 dibawah judul  ““Memaknai 10 Tahun Ensiklik Laudato Si Indonesia” penulis menjelaskan bahwa), Laudato si’ (bahasa Italia Tengah  ) yang berarti “Puji Bagi-Mu”) adalah ensiklik kedua dari Paus Fransiskus. Ensiklik ini memiliki subjudul On the care for our common home (Dalam kepe]Ensiklik tersebut, tertanggal 2Mei 2015, dipublikasikan secara resmi pada siang hari (waktu setempat) tanggal 18 Juni 2015 dan disertai dengan konferensi pers. Vatikan merilis dokumen tersebut dalam bahasa Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portugis, dan Arab.

Peserta Workshop

Terkait dengan hal tersebut diatas, Jika pembaca setia media  Suara Republik News ( SRN) diseluruh Indonesia, masih ingat, saya telah memberitakan nya di SRN edisi  Maret 2022, dalam zoommeting  bertema  “Peran Sekolah dalam Menerapkan Laudato Si dan Kurikulum Sekolah Laudato Si Rabu 23 Maret 2022.sekaligus menjadi judul artikel tersebut di Suara Republik News. Disitu saya menjelaskan  Apa itu Laudato Si Indonesia (LSI), ) Laudato Si Action Platform (LSAP).

Laudato Si Action Platform (LSAP) adalah platform aksi Laudato Si’ yang diluncurkan oleh Dicasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia yang Integral dan Laudato Si’ Movement. LSAP memperkenalkan kita tujuh tujuan LS yang diwujudkan melalui 7 sektor dalam 7 tahun ke depan.

LSAP adalah kerangka aksi utama LSI (selain itu terdapat program-program non LSAP) untuk mewujudkan cita-cita LS di Indonesia. LS adalah nama organisasinya sementara LSAP menjadi kerangka programasi utamanya. Pada dasarnya LSAP lebih luas dari LSI, karena mungkin ada lembaga lain yang bergerak menggunakan platform aksi yang sama (misal : KKP PMP dll.)

GLSI mendorong adanya pertobatan ekologis dan perubahan gaya hidup, menginspirasi dan mengaktifkan komunitas-komunitas untuk merawat bumi, rumah kita bersama, untuk mencapai ‘keadilan iklim dan ekologis’ (climate and ecological justice).

 

Dilansir dari Katolikku.com, Seruan Santo Fransiskus dari Assisi ini menjadi roh dari sebuah momentum bersejarah bagi Gereja Katolik di Indonesia.

Dalam perayaan 10 tahun Ensiklik Laudato Si’ karya Paus Fransiskus, Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) bersama Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) resmi meluncurkan Modul Pendidikan Laudato Si’ yang ditujukan bagi sekolah-sekolah Katolik di seluruh tanah air.

Dua uskup hadir dan memberi dukungan langsung, yakni Uskup Bogor sekaligus Sekretaris Jenderal KWI, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, dan Uskup Tanjung Karang, Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.

Dalamkotbahnya, Mgr. Paskalis menekankan pentingnya pendidikan iman yang menyatu dengan kepedulian ekologis.

“Kita dipanggil bukan hanya untuk mencintai Tuhan dalam doa, tetapi juga dalam tindakan nyata merawat alam semesta ujar Mgr. Paskalis.

Gerakan Laudato Si’ Indonesia menuntut perubahan sikap dan perilaku sebagai ‘anggur baru’ melalui pendekatan pastoral kolaboratif, sejalan dengan gagasan ekologi integral yang menjadi spirit utama ensiklik Laudato Si’ (LS).

Demikian salah satu poin yang dibahas dalam panel diskusi Jumat malam (5/9) yang menghadirkan narasumber Romo Marthen Jenarut, Pr (Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian-Pastoral Migran dan Perantau, KWI), Romo Ignatius Ismartono SJ, pakar etika lingkungan Sonny Keraf, dan Romo Ferry Sutrisna Wijaya. Diskusi ini dipandu oleh Koordinator Tim Kerja Nasional Gerakan Laudato Si’ Indonesia (TKN GLSI) Cyprianus Lilik K.P.

Selain pertemuan nasional para animator LS, kegiatan selama 3 hari ini juga diisi dengan workshop, pameran berbagai produk ramah lingkungan serta bazaar UMKM.

Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) sendiri merupakan gerakan dan jaringan global yang terinspirasi oleh ensiklik Laudato Si’ yang dikeluarkan oleh mendiang Paus Fransiskus tahun 2025, sebuah dokumen yang menyerukan kepedulian terhadap lingkungan dan keadilan iklim. Gerakan Laudato Si’ Indonesia mendorong adanya pertobatan ekologis dan perubahan gaya hidup, menginspirasi dan mengaktifkan komunitas-komunitas untuk merawat bumi, rumah kita bersama, untuk mencapai ‘keadilan iklim dan ekologis’ (climate and ecological justice).

Berbicara Keadilan Iklim, sebagaimana penulis beeritakan di media ini pada edisi  9/9/25, dibawah judul  “Iqbal ,dan Vanessa Reba Tuntut Keadilan  Iklim “, saya menjelaskan bahwa, Iqbal Kaplele (25) dan Vanessa Reba (24)keduanya orang Papua, menuntut Keadilan Iklim di Forum DuniaDiposting pada 4 Juli 2025 Comments Reading.

Keduanya akan mewakili Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) yang akan berlangsung di Belém, Brasil, pada November 2025. Keduanya akan menuntut keadilan iklim dan menyuarakan hak-hak generasi muda yang semakin terdampak oleh krisis iklim.

Menurut Iqbal, generasi muda adalah kelompok yang paling terdampak oleh krisis iklim. Namun, ironisnya paling jarang terlibat dalam percakapan dan pengambilan keputusan. Maka dari itu, ia berpartisipasi dalam forum dunia ini untuk bersuara.Saat ini, Iqbal dan Vanessa tergabung dalam 23 pemuda Indonesia yang menyusun Deklarasi Pemuda Global untuk Keadilan Iklim. Deklarasi ini merupakan bagian dari inisiatif organisasi asal Kolombia, Life of Pachamama, dan melibatkan ratusan orang muda dari berbagai negara.

Romo Ismartono dalam kotbah Misa Pembukaan mengatakan Gerakan Laudato Si’ Indonesia merupakan ‘anggur baru’ di tengah krisis iklim yang terjadi saat ini, yang menuntut perubahan sikap dan prilaku. Pola-pola dan kebiasaaan lama yang eksploitatif sudah tidak relevan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup dan kehidupan itu sendiri.

“Gerakan Laudato Si’ Indonesia itu adalah anggur baru yang akan hilang bila dimasukkan dalam kantong lama, kebiasaan lama, atau program lingkungan hidup yang lama, kegiatan ekonomi eksploitatif,” ujarnya.

Berziarah membangun harapan Ekologis

Sesuai dengan mandat hasil Pertemuan Nasional Gerakan Laudato Si di Lampung akhir Oktober 2024, Perayaan Nasional 10 Tahun Laudato Si tahun ini akan dirayakan di wilayah Keuskupan Bogor (Padepokan Voli dan Graha Bina Humaniora Sentul City) 5-7 Sep 2025. Animator LSI Chapter Bogor menjadi Tuan Rumah yang bekerjasama dengan Komisi Ekologi Keuskupam Bogor. Kegiatan akan diisi dengan pertemuan para animator Laudato si baik para klerus maupun awam 5-6 Sep di Pavo dan Misa Puncak Perayaan 10 Tahun Laudato Si Minggu 7 Sep 2025. Kegiatan juga dilengkapi dengan Pameran Produk ramah lingkungan dan bazaar UMKM.(Ring-o)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Persahabatan di Atas Segalanya

15 September 2025 - 13:44 WIB

Reba (24)keduanya orang Papua, menuntut Keadilan Iklim di Forum DuniaDiposting pada 4 Juli 2025 Comments Reading.

10 September 2025 - 23:33 WIB

“Menatap Masa Depan”

9 September 2025 - 08:50 WIB

Konflik di Sekolah SD N Periuk 4 Berakhir Damai, Guru dan Wali Murid Sepakat Saling Memaafkan

5 September 2025 - 06:25 WIB

“Artifisial Inteligens (AI)  di  Mata Para Siswa SMA”

25 Agustus 2025 - 08:31 WIB

Trending di Jakarta