Menu

Mode Gelap
Aktivis Sebut SPMB 2025 Sarat Rekayasa, Berpotensi Rugikan Calon Peserta Didik Polemik penerimaan siswa baru 2025 Provinsi Banten, menuai kekecewaan para orang tua Cicipi Hasil Panen Raya Ketahanan Pangan WBP Warnai Pertemuan Pipas Bali Berbagi Keberkahan, Lapas Jember Salurkan Bantuan Sosial kepada Masyarakat  Polres Metro Tangerang Kota Raih 4 Juara pada Perlombaan Momen Hari Bhayangkara ke-79 di Polda Metro Jaya* Satpol PP Kota Tangerang Didemo Puluhan Jurnalis dan Lsm, Kecewa Karena Penegakan Perda Molor

Uncategorized

Puskesmas Ketapang dan Yayasan Kobong Assyifa Perkuat Sinergi Promotif-Preventif dalam Rehabilitasi NAPZA

badge-check


					Puskesmas Ketapang dan Yayasan Kobong Assyifa Perkuat Sinergi Promotif-Preventif dalam Rehabilitasi NAPZA Perbesar

 

 

KOTA TANGERANG ,Liputannusantara.id-

Jumat 27 juni 2025 . Dalam upaya memperkuat pendekatan promotif dan preventif dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), UPT Puskesmas Ketapang secara konsisten melaksanakan program penyuluhan kesehatan yang terjadwal setiap tiga bulan di Pondok Rehabilitasi Kobong Assyifa. Kegiatan ini menjadi bagian integral dari strategi intervensi komunitas berbasis edukasi dan dukungan psikososial, dengan sasaran utama peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan motivasi para santri rehabilitasi. Kegiatan terakhir dilaksanakan pada Rabu (25/6/2025).

Ketua Yayasan Rehabilitasi Kobong Assyifa, Rusdi Kirana, S.Th.I, menegaskan bahwa penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala ini memiliki peran krusial dalam proses rehabilitasi berbasis edukatif dan transformatif. Menurutnya, literasi kesehatan menjadi pondasi penting dalam membangun kesadaran kritis klien terhadap bahaya penyalahgunaan NAPZA.

> “Penyuluhan ini bukan sekadar sarana penyampaian informasi, tetapi merupakan bentuk intervensi strategis dalam mendukung proses pemulihan fisik, mental, dan sosial klien rehabilitasi. Kami ingin membangun motivasi intrinsik agar mereka menjalani proses rehabilitasi dengan sungguh-sungguh dan kembali menjadi individu produktif dalam masyarakat,” ujar Rusdi Kirana.

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pihak yayasan dan Puskesmas Ketapang dalam menciptakan sistem rehabilitasi yang holistik. Menurutnya, program penyuluhan tidak hanya menanamkan nilai hidup sehat, tetapi juga membentuk karakter resilien yang adaptif terhadap tantangan pascarehabilitasi.

> “Komitmen yayasan terhadap pendidikan kesehatan adalah refleksi dari pandangan bahwa pemulihan dari adiksi harus dilakukan secara komprehensif, inklusif, dan berbasis nilai kemanusiaan,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan tenaga medis dari Puskesmas Ketapang, dr. Wula, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergi antara kesehatan fisik dan mental dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi jangka panjang.

> “Penyuluhan kesehatan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga menjadi media refleksi dan pemberdayaan individu untuk membangun kembali kualitas hidup yang sehat,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini, tim medis juga melakukan skrining kesehatan menyeluruh bagi klien rehabilitasi, termasuk pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, kolesterol, asam urat, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Tak hanya itu, deteksi dini terhadap risiko infeksi seperti HIV, sifilis, dan hepatitis B/C juga dilakukan, khususnya bagi klien yang memiliki riwayat penggunaan jarum suntik atau memiliki tato.

Menjawab tantangan rehabilitasi yang kompleks, tim medis turut melakukan skrining kesehatan jiwa untuk mendeteksi gejala awal depresi dan gangguan kecemasan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan psikososial yang lebih menyeluruh dan responsif terhadap kondisi mental para santri.

> “Kami percaya bahwa penyelesaian permasalahan narkotika tidak cukup hanya melalui intervensi hukum, tetapi juga menuntut pendekatan humanistik yang menyentuh aspek biologis, psikologis, dan sosial secara holistik,” imbuh dr. Wulan.

Materi penyuluhan mencakup aspek penting seperti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), manajemen stres, pencegahan penyakit menular, serta pentingnya dukungan sosial sebagai salah satu penentu utama kesehatan. Sesi penyuluhan disusun secara interaktif dan partisipatif, guna mendorong keterlibatan aktif para peserta dalam proses belajar yang kontekstual dan bermakna.

Penyuluhan ini bukan hanya sekadar agenda rutin pelayanan kesehatan, namun juga mencerminkan komitmen institusi dalam membangun sistem layanan rehabilitasi yang inklusif dan berkelanjutan. Pendekatan ini sekaligus menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak—tenaga kesehatan, lembaga rehabilitasi, hingga para individu yang menjalani pemulihan—dalam mewujudkan layanan kesehatan yang berorientasi pada pemulihan martabat manusia.

 

Rosita/ red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Aktivis Sebut SPMB 2025 Sarat Rekayasa, Berpotensi Rugikan Calon Peserta Didik

5 Juli 2025 - 07:11 WIB

Polemik penerimaan siswa baru 2025 Provinsi Banten, menuai kekecewaan para orang tua

5 Juli 2025 - 04:55 WIB

Cicipi Hasil Panen Raya Ketahanan Pangan WBP Warnai Pertemuan Pipas Bali

5 Juli 2025 - 02:38 WIB

Berbagi Keberkahan, Lapas Jember Salurkan Bantuan Sosial kepada Masyarakat 

5 Juli 2025 - 01:59 WIB

Polres Metro Tangerang Kota Raih 4 Juara pada Perlombaan Momen Hari Bhayangkara ke-79 di Polda Metro Jaya*

4 Juli 2025 - 12:36 WIB

Trending di Uncategorized